PERANG, DIMANAPUN HANYA MENGHASILKAN KEHANCURAN. KEKALAHAN UNTUK SEMUA KEMENANGAN HANYA BUAT BISNIS SENJATA

24 Nov 2013

Jika Perang, Indonesia diprediksi mampu kalahkan Australia



Mengapa Australia begitu takut dengan Indonesia? Mengapa negeri tetangga yang semula dianggap kawan, kini dipandang lawan oleh sebagian besar rakyat Indonesia sebab menyadap Presiden SBY dan beberapa pejabat penting RI, begitu khawatir dengan Indonesia?

Jawabannya, mungkin sebab mereka telah saksikan kehebatan Angkatan Udara Indonesia dalam latihan angkatan udara beberapa negara yang dilakukan di Australia. Event ini disebut dengan Picth Black 2012. Latihan Pitch Black ini diadakan setahun lalu, tepatnya pada tanggal 27 July sampai pada 17 Agustus 2012. Dan tempat latihan diadakan di kawasan Utara Australia


Sukhoi Su-30 MK2
Sukhoi Su-30 MK2 TNI AU

Dalam latihan dengan sandi Pitch Black 2012 ini  di ikuti oleh angkatan udara dari Australia, Amerika Serikat, Singapura, Indonesia dan Thailand. Pada latihan ini juga  di simulasikan pertarungan udara antar angkatan udara yang terlibat dalam latihan ini. 

Dalam latihan ini juga melibatkan sekitar 94 pesawat, dimana diantaranya Australia dengan F/A-18 Super Hornet dan F/A-18 Hornet, Singapura dengan F-16 C/D dan F-15 mereka, Thailand dengan F-16 A/B mereka. Amerika Serikat sepertinya juga mengikutkan F/A-18 C Hornet milik US Navy. Indonesia sendiri mengirimkan Sukhoi dalam latihan ini. Selain pesawat Fighter, masing-masing AU juga menyertakan beberapa pesawat pendukung lainnya, seperti Singapura yang mengikutkan pesawat KC-135 Refulling Aircraft dan Gulfstream G550, Australia mengikutkan C-17, C-130 dan Wedgetail AEW&C, Indonesia mengikutkan C-130 serta Amerika Serikat mengikutkan KC-130 J. Dari list pesawat yang turut serta dalam latihan ini, bisa dikatakan bahwa skala latihan ini bisa dikatakan adalah sebuah latihan yang sangat besar.
F/A-18F Super Hornet Australia



Dari semua Fighter yang turut serta dalam latihan ini bisa dikatakan merupakan pesawat-pesawat kelas wahid yang menjadi tulang punggung masing-masing negara. Australia mengeluarkan pesawat terbaik milik mereka saat ini yaitu F/A-18 Super Hornet. Singapura juga mengikutsertakan Heavy Fighter mereka yaitu F-15 SG. Angkatan Laut Amerika Serikat juga tidak mau ketinggalan dengan F/A-18 C Hornet mereka. Thailand juga menyertakan F-16 A/B mereka. Namun yang paling menarik sebenarnya bukan list pesawat dari negara-negara tersebut, malah yang menarik perhatian adalah Indonesia yang menurunkan jet Fighter terbaiknya yaitu Sukhoi.

SU-30MK2 Indonesia
SU-30MK2 Indonesia
Jet tempur Sukhoi SU27 SKM dirancang memiliki kemampuan sergap superioritas udara dengan jelajah jarak jauh.  Selain keunggulan udara jet tempur ini dengan kemampuan multiperannya mampu melakukan serangan terhadap sasaran di darat dengan peluru kendali atau bom pintar.  Teknologi tempur Sukhoi 27 SKM dari pabriknya Knaapo di  Rusia  sangat menggentarkan karena mampu membawa rudal udara ke udara RVV-AE active radar homing, rudal udara ke permukaan KH- 29T(TE), KH-29L, KH-31P, KH-31A dan bom pintar jenis KAB 500Kr dan KAB-1500Kr. Sukhoi SU 27SKM dan SU30 MK2 telah dilengkapi dengan instrumen isi ulang BBM di udara sehingga kemampuan jelajah tempurnya semakin jauh. 
Dengan sekali isi ulang avtur Sukhoi SU27 SKM dan SU30 MK2 mampu mencapai jelajah 5400 km, sebuah jelajah tempur yang menakjubkan.  Instrumen avionik di kokpit berupa layar kaca MLD (Multifunction Liquid-crystal Display) dan HUD (Head Up Display).  Sistem navigasi terintegrasi dengan sistem satelit Glonass dan Navstar demikian juga dengan RWR (Radar Warning Receiver) yang berfungsi mengendalikan tembakan rudal anti radiasi KH-31P.  Penggunaan IRST (Infrared Search and Track Device) yang mampu menembakkan rudal laser beam riding sudah tersedia di Sukhoi SU27 SKM.
Teknologi tempur yang dikandung pada Jet tempur Sukhoi SU27 SKM dan SU30 MK2 mampu mendeteksi, mengunci dan menyerang sasaran 360 derajat dengan segala cuaca. Cantelan beragam persenjataan Sukhoi mampu menggotong sampai 12 jenis senjata mulai dari rudal udara ke udara, rudal udara ke darat, roket dan bom.  Selain kemampuan serang darat yang dimiliki Sukhoi SU30 MK2 perbedaan lain yang membedakan keduanya adalah SU27 SKM memiliki 1 kursi pilot sedangkan SU30 MK2 memiliki 2 kursi pilot.  Kecanggihan teknologi Sukhoi tentu mampu menyetarakan kemampuan pilot TNI AU dengan pilot jet tempur canggih lainnya seperti F15 SG Singapura dan Super Hornet Australia.

Keikutsertaan Sukhoi Indonesia dalam latihan Pitch Black 2012 ini begitu menarik perhatian banyak pihak. Tidak hanya bagi Indonesia dan Australia dan negara peserta Picth Black 2012 lainnya, namun negara lain juga menaruh perhatian besar atas keikutsertaan Sukhoi ini. Bahkan keikutsertaan Sukhoi ini lebih menjadi bahan berita yang menonjol di bandingkan dengan keikutsertaan F/A-18 Hornet US Navy maupun F-15 SG Singapura. Kenapa Sukhoi begitu menarik perhatian? Jawabannya adalah karena Sukhoi ini adalah satu-satunya jet Fighter peserta latihan yang bukan buatan negara Barat. Jika fighter lainnya adalah buatan Amerika Serikat, maka Sukhoi adalah buatan Rusia. Selain itu, yang membuatnya menarik adalah ini adalah pertama kalinya Indonesia mengikutsertakan Sukhoi dalam latihan dengan negara lain. Biasanya Indonesia hanya menyertakan F-16 A/B dalam latihan dengan negara lain atau malah terkadang menggunakan F-5 E/F.

Kenapa Indonesia mengutus Sukhoi, bukan F-16?

Indonesia mengutus 4 Sukhoi-30 untuk mengikuti latihan Pitch Black 2012 ini di Australia. 4 Sukhoi ini, pasti ada Su-30 MK2 (mengingat jumlah Sukhoi-30 tahun 2012 kemarin Indonesia hanya 5 pesawat yang terdiri dari 2 Su-30 MK dan 3 Su-30 MK2). Keikutsertaan Su-30 MK2 dalam latihan ini menunjukkan bahwa Indonesia benar-benar mengutus fighter kelas satu Indonesia kesana. Namun ada berita baik (mungkin buruk juga), Indonesia tidak mengutus Sukhoi-27 SKM yang merupakan salah satu pesawat Air Superiority terbaik di dunia saat ini.

Pilot Pesawat Tempur Sukhoi TNI AU
Pilot Pesawat Tempur Sukhoi TNI AU
Lalu pertanyaannya adalah, kenapa Indonesia mengutus Sukhoi-30 bukan F-16 A/B seperti yang biasanya dilakukan oleh TNI AU? Banyak sekali factor yang bisa mempengaruhi keputusan ini. Pihak Indonesia dalam hal ini Kemenhan dan TNI AU pasti sudah memiliki pemikiran yang matan dan sudah mempertimbangkan baik buruknya menyertakan Sukhoi ini. Nah dari beberapa rilis media yang saya baca, pihak TNI AU ingin mengasah kemampuan pilot-pilot Sukhoi dengan melakukan latihan dengan pesawat-pesawat yang ‘mungkin’ menjadi lawan sepadan mereka di dalam ‘perang nyata’ dimasa yang akan datang. Selama ini pilot-pilot Sukhoi belum pernah menghadapi latihan sebesar dengan lawan seperti ini sebelumnya. Maka keikutsertaan Sukhoi ini akan sangat bermanfaat bagi angkatan udara Indonesia.

Saya sendiri bertanya-tanya, apakah keikutsertaan Sukhoi ini ada kaitannya dengan Hibah 4 pesawat angkut C-130 H dari Australia ke Indonesia? Tidak ada sumber valid yang bisa dijadikan rujukan untuk menjawab pertanyaan ini, namun kemungkinannya bisa saja terjadi. Namun, benar atau tidak kaitan keduanya, biarlah itu tetap menjadi ranah rahasia negara. Karena terlepas dari ada atau tidaknya kaitan keduanya, keikutsertaan Sukhoi ini tentu memberikan dampak positif bagi TNI AU (disamping dampak negative lain tentunya)

Plus dan Minus dari dampak keikutsertaan Sukhoi dalam Pitch Black 2012.

Keikutsertaan Sukhoi ini pasti memiliki dampak yang positif bagi angkatan udara Indonesia, namun dilain sisi juga bisa memberikan dampak negative bagi Angkatan Udara Indonesia juga. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, keikutsertaan sukhoi ini akan memberikan dampak Positif bagi Indonesia, dimana armada Sukhoi mendapat kesempatan untuk berlatih dengan lawan yang sepadan dari banyak negara sekaligus. Ini akan menambah pengalaman dan juga memberikan pelajaran berharga bagi TNI AU. Namun di baliknya, dampak negatifnya juga bisa ada. Salah satunya adalah negara lain peserta Picth Black juga akan mendapat kesempatan mengetahui karakteristik dari Sukhoi ini secara langsung. Jika selama ini mereka hanya bisa mengamati Sukhoi dari ‘kejauhan’, maka sekarang Sukhoi ada bersama mereka. Tentunya, mereka akan memanfaatkan moment ini untuk mencari dan mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai kehebatan dan kelemahan Sukhoi Indonesia ini.

Namun apaun di balik plus dan minus nya, kita perlu memberikan apresiasi atas ikutnya Sukhoi ini dalam Picth Black ini. Jika negara lain akan mendapatkan kesempatan mengenal Sukhoi Indonesia, maka Sukhoi Indonesia juga mendapat kesempatan yang juga besar untuk mengenal fighter-fighter negara lain seperti F-15 Singapura, F/A-18 Hornet dan Super Hornet. Mudah-mudahan Picth Black ini akan memberikan dampak positif bagi TNI AU.

Sukhoi Indonesia Vs Super Hornet Australia.
Tidak bisa dipungkiri bahwa Australia sudah lama menaruh perhatian besar terhadap kehadiran Flanker Familiy di Indonesia. Bahkan ada rumor berkembang yang mengatakan bahwa Australia ‘keberatan’ dengan rencana Indonesia mengakuisis 1 Skuadron Su-30 KI sekitar tahun 1997 dulu. Rencana ini akhirnya batal, karena krisis moneter akhirnya menyerang Indonesia. Kontrak pembelian 1 Skuadron Su-30 KI ketika itu akhirnya batal. Namun tidak hanya sampai disitu, ketika Indonesia pertama sekali mendatangkan 4 Sukhoi (2 Su-27 SK dan 2 Su-30 MK), Australia juga menaruh perhatian besar atasnya. Ditambah lagi ketika Indonesia menambah jumlah Sukhoi menjadi 10 pesawat dengan mendatangkan 6 Sukhoi (3 Su-30 MK3 dan 3 Su-27 SKM) pada 2009 dan 2010 lalu. Ditambah lagi fakta bahwa saat ini Indonesia juga sudah memesan 6 Su-30 MK2 dari Rusia.

Armada Sukhoi Indonesia ini begitu menarik perhatian media dan pemerintah Australia. Hal ini dikarenakan Reputasi Sukhoi yang sangat disegani bahkan oleh pesawat sekelas F-15 Amerika sekalipun. Nah, Australia yang sebelum kehadiran Sukhoi di Indonesia selalu memiliki kekuatan Udara yang jauh lebih menggetarkan di bandingkan Indonesia, akhirnya merasakan bahwa Sukhoi ini memberikan efek gentar yang sangat besar bagi mereka. Memang saat ini jumlah Sukhoi Indonesia masih minim, namun efeknya sungguh membuat mereka tidak lagi bisa mendikte Indonesia dengan sembarangan. Sebelum kehadiran Sukhoi di Indonesia, kita bisa melihat betapa Australia (yang merasa memiliki AU yang jauh lebih kuat) mendikte Indonesia dalam kasus Timor Timur. Bahkan dalam satu masa ketika itu, Australia mengirimkan F-18 mereka ke wilayah Indonesia yang hanya bisa di cegat oleh Hwak-209 TNI AU. Ketika itu Indonesia sedang mengalami embargo militer, yang membuat AU Indonesia begitu lemah.

Sekarang, kehadiran Sukhoi yang bermarkas di Makassar, akan membuat Australia berpikir berulang kali sebelum memutuskan untuk memprovokasi Indonesia lagi. Dulu mereka berani mengirimkan F-18 karena tau Indonesia ‘hanya’ di jaga Hwak-209 (F-16 A/B dan F-5 mengalami penurunan karena spare part di embargo Amerika). Sekarang mereka tidak akan berani mengirimkan F-18 mereka untuk menghadapi Sukhoi Indonesia jiga tujuannya hanya untuk melakukan provokasi seperti dahulu kala.

Nah saat ini Australia merasakan bahwa Sukhoi Indonesia merupakan lawan terberat mereka saat ini, dan fakta bahwa dari segi kedekatan geografis, Indonesia adalah negara yang paling bisa memberikan ancaman nyata bagi mereka. Dan dilain sisi, Australia dan Indonesia sering sekali mengalami perbedaan pandangan dalam berbagai masalah seperti masalah Timor Timur, dan masalah teritori kedua negara, yang memungkinkan Indonesia dan Australia mengalami konflik suatu saat ini. Nah jika terjadi konflik saat ini, maka bisa dipastikan bahwa Australia harus mengandalkan F/A-18 Super Hornet mereka untuk menghadapi armada Sukhoi Indonesia.

Nah inilah yang ingin sekali di simulasikan oleh Australia dalam latihan Picth Black 2012 ini. Media dan public Australia begitu sangat tertarik untuk mengetahui apakah armada Super Hornet mereka bisa mengalahkan armada Sukhoi Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari pendapat beberapa analisis militer Australia yang mengtakan bahwa Australia akan menghadapi masalah besar jika harus menghadapi Sukhoi Indonesia. Belum lagi ambisi Australia yang ingin mejadi kekuatan militer di kawasan Facifik yang mungkin akan harus berhadapan dengan India dan China. Kita tau, bahwa baik China dan India juga mengandalkan armada Sukhoi dalam angkatan udara mereka. Sukhoi India mungkin sedikit berbeda dengan Sukhoi Indonesia, namun Sukhoi China bisa dikatakan merupakan ‘kembaran’ Sukhoi Indonesia. Nah dengan melakukan latihan antara F/A-18 Super Hornet mereka dengan Sukhoi Indonesia, Australia mendapatkan manfaat besar karena selain mengetahui kekuatan Indonesia, mereka juga mendapatkan gambaran umum mengenai kekuatan armada Sukhoi India dan China sekaligus.

Namun bagi Indonesia sendiri tidak sedikit yang diperoleh dari latihan Pitch Black ini. Selain menghadapi Super Hornet Australia, Indonesia juga mungkin akan mencicipi kesempatan menghadapi kekuatan Angkatan Udara Singapura. Kesempatan mengadu Sukhoi Indonesia dengan F-16 C/D dan F-15 SG Singapura adalah sebuah kesempatan berharga bagi TNI AU. Selain itu juga, kesempatan mengadu Su-30 dengan F/A-18 Hornet milik US Navy adalah sebuah kesempatan berharga sehingga TNI AU bisa belajar banyak dari latihan ini nantinya. Kesempatan Sukhoi menghadapi ‘calon lawan’ mereka di ‘konflik’ di masa yang akan datang akan membuat TNI AU belajar banyak darinya.

Sekarang mari kita berdoa agar latihan Picth Black ini akan memberikan banyak hal positif bagi TNI AU. Selain itu, mudah-mudahan TNI AU juga tidak terlalu ‘lugu’ dengan membuka semua rahasia di balik Sukhoi Indonesia ini. Saya berharap dan saya percaya, bahwa TNI AU tidak akan membuka semua tabir gelap mengenai Sukhoi Indonesia ini.

Disarikan dari berbagai sumber.



Penemuan U-Boat di Laut Indonesia



Arkeolog dan penyelam yang menemukan bangkai U-Boat, Shinatria Adhityatama (25), awalnya mendapatkan informasi dari para nelayan lokal. Mereka mengaku menemukan kapal berbentuk tabung. Shinatria yakin kapal itu pasti kapal selam. Dia melakukan riset dan menemukan fakta-fakta menarik.

Laporan ini di follow-up tim dari Pusat Arkeologi Nasional. Penelitian dimulai 4 November 2013 lalu dan melibatkan 15 peneliti serta penyelam dari Yogyakarta.


U-Boat adalah kapal selam andalan angkatan laut Hitler. Kapal selam ini menebar teror di Samudera Atlantik. Dia mengkaramkan puluhan kapal dagang dan kapal perang milik Sekutu.

Shinatria menduga kapal itu merupakan U-168 dengan tipe IXc/40. Merupakan kapal selam jarak jauh untuk menjelajah Samudera. Kapal selam itu karam karena ditorpedo.

“Penemuan ini pertama kali dan sangat menarik. Baru sekali kita menemukan kapal selam U-Boat,” katanya.

Ditemukan Bangkai U-Boat 168 Nazi di Laut Jawa


Bangkai kapal selam Nazi Jerman tipe Unterseeboot atau U-Boat ditemukan di dasar Laut Jawa. Penemuan ini besar artinya karena memperkuat bukti sejarah Perang Dunia II dan kehadiran sejumlah tentara Jerman di Indonesia.

“Baru pertama ini kita menemukan reruntuhan kapal selam Jerman. Kalau kapal perang sisa perang dunia II sudah sering, tapi kapal selam apalagi jenis U-Boat baru kali ini,” kata Ketua Tim Peneliti Pusat Arkeologi Nasional Bambang Budi Utomo, Selasa (19/11/13).


“Dari data yang kita peroleh, kapal selam U-Boat itu berjenis U-168. Panjangnya 76 meter dengan garis tengah 4,9 meter,” kata Bambang.

Arkeolog dan penyelam yang menemukan bangkai U-Boat, Shinatria Adhityatama (25), meyakini saat perang dunia II, cukup banyak kapal selam Jerman yang lalu lalang di perairan Indonesia.

“Dari data kami jumlahnya cukup besar, bahkan mencapai satu armada. Dari Prancis saja dikirim 11 kapal, tapi yang sampai di Indonesia diperkirakan cuma 5 atau 6. Belum dari pangkalan U-Boat lain karena kita tahu, pangkalan U-Boat di Eropa ada di beberapa tempat, seperti Norwegia dan lainnya,” kata Shinatria, Selasa (19/11/13) malam.

Penemuan Barang-Barang dan Tengkorak di U-Boat 168

Shinatria Adhityatama (25) tak bisa melukiskan perasaannya saat menyelam memasuki reruntuhan bangkai kapal selam yang sudah terkubur 70 tahun lamanya di dasar Laut Jawa. Riset arkeolog asal Universitas Gajah Mada (UGM) selama dua tahun terbayar sudah.

Kapal selam U-Boat kebanggaan Angkatan Laut Nazi Jerman itu ditemukan di dasar laut. Lokasinya 10 jam pelayaran ke arah timur dari Pulau Karimun Jawa.

Sejumlah bukti yang menguatkan kapal selam merupakan milik Nazi diperoleh dari reruntuhan itu.

Kini barang-barang dibawa untuk diteliti di Kantor Pusat Arkeologi Nasional. Sementara bangkai kapal tetap dibiarkan di tempat semula.

Ada 2 buah piring bagian belakang identitas rajawali dan swastika, seperti dipakai tentara Jerman.

Selain itu ditemukan baterai, penutup panel listrik dan sakelarnya, juga kancing baju diameter 2 cm, dengan gambar jangkar. Lalu binocular, kacamata selam, dan selang pernapasan.

“Saat itu gelap, banyak endapan di reruntuhan kapal itu. Kondisi kapal sudah porak poranda, buritan sudah hilang,” kata Shinatria.“Kami juga temukan kerangka manusia. Kalau tengkorak ada sekitar 4-6, dugaan kami itu awak kapal U-Boat,” katanya.

Operasi Militer Tentara Hitler ke Laut Jawa

Menurut Shinatria, U-Boat bertugas untuk menghancurkan garis suplai sekutu dari Asia Tenggara. Termasuk jalur logistik Inggris dari India. Kekuatan Kapal Selam U-Boat tergabung dalam Monsoon Group atau The Gruppe Monsun.

“Mereka juga bekerjasama dengan Jepang sebagai sekutu. Jerman membantu mengamankan perairan Pasifik yang dikuasai Jepang,” jelasnya.

Pada masa perang dunia II, belasan U-Boat beroperasi di perairan Indonesia. Mereka bertugas menghancurkan suplai sekutu dari Asia Tengara serta membantu Jepang menjaga Samudera Hindia.


Selain Jerman dan Jepang juga berbagi teknologi militer. Mereka juga diduga berbagi pangkalan kapal selam. Saat Perang Dunia, diketahui ada pangkalan U-Boat di Pulau Penang, Batavia dan Surabaya.

“Jadi mereka melakukan operasi gabungan di Indonesia. Di perairan inilah satu-satunya ada operasi gabungan angkatan laut Jerman dan Jepang,” tutur Shinatria.

U-Boat 168 karam di terpedo Belanda, 6 Oktober 1944


Jika benar itu adalah bangkai U-Boat seri U-168 sesuai pernyataan Ketua Tim Peneliti dari Pusat Purbakala Nasional Bambang Budi Utomo, maka itu adalah kapal selam yang kandas ditorpedo saat patroli keempatnya.

Dari data situs U Boat Nazi Jerman, seri U-168 keluar dari galangan pada 15 Maret 1941 di Bremen. Setelah itu, U-Boat tersebut berpatroli di perairan Eropa sebelum dikirim ke Samudera Hindia. Nahas, U-Boat tersebut karam ditorpedo kapal selam Belanda HrMs Zwaardvisch.

Selama berpatroli, U-Boat U-168 total mengandaskan tiga kapal musuh dengan bobot gabungan 8.008 ton dan merusak satu kapal musuh berbobot 9.804 ton.

Patroli pertama, U-168 adalah keluar dari Kiel pada 3 Maret 1943 lantas menuju Kattegat dan Skaggerak sepanjang garis pantai Norwegia. Lewat celah antara Islandia dan Kepulauan Faroe, U-168 masuk ke Samudera Atlantik dan barat daya Greenland. Dia mencapai Lorient, Prancis pada 18 Mei tahun yang sama.


Patroli kedua, menuju wilayah Samudera Hindia dengan mampu mengandaskan kapal Inggris SS Haiching sekitar 130 km barat daya Mumbai (India) pada 2 Oktober 1943. Patroli kedua berakhir di Penang, Malaysia pada 11 November.

Patroli ketiga, U-168 mulai berangkat dari Penang pada 7 Februari 1944. Inilah patroli tersukses U-168. Mereka mengandaskan kapal antara lain HMS Salviking berbendera Inggris di selatan Srilanka pada 14 November.

Lantas kapal berbendera Yunani Epaminondas Embiricos 210 km utara Maladewa dan terakhir mereka merusak kapal berbendera Norwegia Fenris tetapi kehabisan torpedo sehingga kapal Norwegia itu selamat sampai Mumbai.

Patroli keempat, U-168 dilakukan di Laut Jawa hingga kapal selam itu menemui ‘ajal’. Berawal dari patroli 5 Oktober 1944 kapal meninggalkan Batavia (sekarang Jakarta).

Dini hari tanggal 6 Oktober 1944, kapal selam itu akhirnya di torpedo musuhnya dari Belanda yaitu kapal selam Hn.Ms. Zwaardvisch (P-322) sebuah kapal selam atau Submarine dari kelas-T (T class).

Kapal selam U-168 milik Nazi Jerman itupun akhirnya karam dan bangkainya baru ditemukan 69 tahun kemudian, pada tahun 2013.

Saat ini sejumlah barang dari kapal selam U-168 milik Nazi Jerman sudah diangkut untuk diteliti. Namun bangkai kapal bersejarah itu masih tetap ada di dasar Laut Jawa.


Helmut Pich, komandan U-Boat 168
Kapal selam U-168 dikomandani oleh Helmut Pich. Dia sebenarnya perwira kebanggaan militer Nazi Jerman. Sebelum memegang U-168, Helmut Pich juga sudah pernah berkarier di U-Boat seri U-180 di Samudera Hindia.

Helmut Pich lahir di Rastenburg, Jerman pada 26 Juni 1914. Dia bergabung dengan AL Nazi Jerman pada 1934, pada usia 20 tahun. Pada 1939-1941, dia ditugaskan ke AU Nazi menjadi pilot pesawat tempur. Dia kemudian menjalani latihan sebagai awak U-Boat pada Oktober 1941 sampai Maret 1942.

Kisah Helmut Pich di U-168 sendiri sebenarnya banyak diisi kegemilangan. U-168 mampu membuat karam tiga kapal musuh dan merusak satu kapal musuh lainnya.

Dikutip dari situs U-Boat, Pich dianggap sukses sehingga diserahi tugas membawa U-Boat lebih modern seri U-168. Adaptasi terhadap mesin perang baru itu dilakukan di Bremen dan sekitar Laut Baltik.

Dari sinilah petualangan Pich dimulai hingga ke Samudera Hindia. Kisah suksesnya dengan mengandaskan tiga kapal musuh dan merusak satu kapal besar berbendera Norwegia, Fenris.

Nahas, pada 6 Oktober 1944, U-168 ditorpedo kapal selam Belanda dan karam di Laut Jawa. 23 Awak tewas dan 27 orang lainnya selamat termasuk Pich. Dia ditawan hingga Maret 1947 sebelum bebas. Pich meninggal pada 1997 pada usia 82 tahun.

Diduga ada Satu Lagi U-Boat Karam di Laut Jawa, U-Boat 183

“Dari riset yang kami lakukan ada dua bangkai U-Boat di Indonesia. Ada U-168 di torpedo kapal selam Belanda. U-183 tenggelam ditorpedo AS. Dugaan kami, yang kemarin ditemukan adalah U-Boat U-168,” kata Arkeolog dan penyelam yang menemukan bangkai U-Boat, Shinatria Adhityatama (25).


Jadi, rupanya masih ada bangkai U-Boat lagi selain yang ditemukan sebelumnya. Shinatria dan timnya pun punya ambisi untuk melakukan pencarian pada bangkai kedua. Mereka menduga masih ada satu kapal selam U-boat Nazi Jerman lagi di lokasi tersebut, U-Boat U-183.

Jika benar U-Boat U-183 bersemayam di laut tersebut, maka akan menjadi cerita tersendiri bagi Kapten Fritz Schneewind, komandan di kapal selam itu. Fritz Schneewind merupakan bangsa Jerman kelahiran Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 10 Apr 1917.

Fritz SchneewindFritz Schneewind muda kemudian bergabung Kriegsmarine atau Angkatan Laut Jerman pada tahun 1936.


Dia adalah seorang calon prajurit di Akademi Angkatan Laut di Flensburg dari Oktober 1939 sampai Agustus 1940.

Selama waktu ini dia juga bertugas di kapal berlayar Leo Schlageter dari Maret sampai Juni 1940. Dari Agustus to Oktober 1940, Schneewind bertugas di logistik Kriegsmarine di Boulogne.

Karier makin moncer, hingga dia naik pangkat Kapten dan pada 20 November 1943. Kemudian Schneewind mengambil komando U-183 di Singapura.

Kapal itu beroperasi di Samudera Hindia sebagai bagian dari kelompok Monsun. Schneewind berhasil menyelesaikan 4 patroli dengan perahu. Selama patroli ini dia tenggelam atau hancur 3 kapal selama hampir 18.000 ton.

Selama kariernya, Schneewind sudah menenggelamkan lima kapal yang memiliki total berat 30,052 ton dan satu kapal seberat 6,993 ton.

Pada patroli ke lima, U-183 yang dikomandani Schneewind akhirnya karam di torpedo kapal selam Amerika USS Besugo (SS-321) dari Kelas Balao (Balao-class) di Laut Jawa dan akhirnya membuat U-183 tenggelam.

Sisaat tenggelam, U-183 hanya menyisakan satu orang awak yang selamat dari keseluruhan 55 orang awak buah kapal, pada 23 April 1945 pukul 13.00 WIB.

Dari 55 awak yang tewas itu, termasuk Kapten Schneewind yang tewas pada usia 28 tahun di negara kelahirannya Netherlands Indies yang akhirnya bernama Indonesia, tepatnya di Laut Jawa.

U-Boat Nazi Jerman di Indonesia

Tak banyak orang yang mengetahui bahwa selama penjajahan militer Jepang di bumi Indonesia (1942-1945), beberapa satuan kapal selam Jerman ikut andil disini untuk membantu Jepang dalam peperangannya melawan Sekutu di Asia (seperti diketahui, Jerman dan Jepang bersekutu melawan Amerika dan kawan-kawan selama berlangsungnya Perang Dunia II).


Meskipun peranan mereka nyaris dilupakan dan bahkan tak banyak orang yang mengetahuinya, tapi satuan kapal selam Jerman ini, tak bisa dipungkiri, telah mewarnai salah satu babakan dalam sejarah Indonesia yang paling kelam.

Pada masa itu, kapal-kapal selam Jerman (U-boat) bersiaga di Samudera Hindia. Itu terjadi dalam Perang Dunia II. Bagi Jerman, itu merupakan sebuah keputusan politik strategis. Memang, kawasan ini jauh dari Jerman dan juga negara-negara taklukannya di Eropa dan Afrika.

Yang pasti, armada kapal selam Asia Pasifik yang biasa disebut Wolfpack itu mempunyai jumlah personil terbesar setelah armada milik Jepang sendiri yang berbasis di perairan Indonesia.

Tiga tempat pelabuhan utama yaitu Penang, Jakarta dan Sabang adalah tempat yang biasa menjadi persinggahannya.

Meskipun U-boat yang bertugas di Timur Jauh tidak seterkenal yang lain, tapi sebenarnya lingkup tugas mereka membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit, juga jumlah U-boat yang banyak. Masalahnya terletak karena ketidakmampuan Jerman bila harus mengirim satuan kapal selamnya ke tempat-tempat yang jauh.

Saat itu teknologi kapal selam belumlah secanggih sekarang. Karenanya, pada akhir tahun 1942 Hitler memutuskan untuk membangun saja pangkalan kapal selam di Asia, dan mulailah berdatangan selusin U-boat yang bertugas untuk menyerang kapal-kapal Sekutu di perairan tersebut.

Grup pertama kapal selam Jerman yang berangkat adalah Gruppe Monsun, yang terdiri dari 11 kapal

Awalnya, kehadiran U-boat Jerman di Indonesia menjalani hari-hari yang menyenangkan. Waktu itu situasinya masih sepi dari perang di laut. Setidaknya, happy days itu terasa bila dibandingkan dengan situasi di Samudera Hindia selebihnya. Namun, ketika memasuki tahun 1943, keadaan jadi genting, dan situasinya tak kalah berbahaya bila dibandingkan dengan situasi di Laut Utara.

Jepang menguasai seluruh semenanjung Asia di tahun 1943. Inggris disingkirkan, dan Belanda digusur dari bumi Indonesia. Meningkatlah ketegangan di Pasifik Selatan. Inggris dan Belanda tentu saja tidak rela meninggalkan wilayah jajahan yang telah dikuasainya beratus tahun begitu saja.

Mereka berusaha untuk kembali menuntut balas sekaligus berupaya merebut kembali bekas wilayah kolonialismenya. Mereka datang tidak sendiri-sendiri, tapi beserta kekuatan Sekutu lainnya.

Sebagai sekutu Jepang sejak berakhirnya Perang Dunia Pertama, Jerman konsisten berjuang bahu-membahu. Apalagi musuh yang dihadapinya disini adalah musuhnya juga di Eropa.

Tak tanggung-tanggung, Jerman mengirimkan 8 kapal selamnya, U-859 dan UIT-23 (kapal selam eks Italia yang diserahkan untuk Jerman di Singapura, 10 September 1943).

Kapal-kapal selam tersebut dipasang di Teluk Benggala sebagai pengaman pintu masuk di Selat Malaka, yang memakai Sabang dan Penang sebagai pelabuhan sandar.

Untuk mengawal Jawa hingga ke Laut Cina Selatan, di utara Jawa ditempatkan U-168 dan U-183. di Laut Selatan Jawa dipasang U-196. di perairan timur ditempatkan U-537. Di samping itu, terdapat juga kapal-kapal selam U-195 dan U-219 yang turut mendukung operasi melawan Sekutu.

Dari berbagai pertempuran laut yang dijalaninya, para U-boat Jerman itu telah mencatat berbagai prestasi, juga kegagalan, terutama selama berada di perairan Indonesia dan sekitarnya.

Memang buku-buku sejarah di Indonesia belum mencatat berbagai peristiwa itu, padahal banyak soal penting yang berkaitan dengan sejarah bangsa-bangsa. Tapi syukurlah, beberapa sejarawan dunia mencatatnya, karena biasanya sejarah hanya dicatat dan “dikarang” hanya oleh sang pemenang.

Menguasai Sumber Daya Alam Indonesia

Invasi Jepang dan perkembangan perang menimbulkan krisis bahan baku, dan krisis itu juga dialami oleh Jerman. Di masa perang, Jerman amat membutuhkan timah, molybdenum, karet dan kina, yang semuanya harus didatangkan dari Timur Jauh.


Seperti dicatat Bennet dalam bukunya yang berjudul Arca Domas, 90% kebutuhan kina dunia waktu itu dipenuhi oleh perkebunan Belanda di Jawa dan Sumatera yang telah jatuh ke tangan Jepang. Bagi Jerman, tidak mungkin mengangkut komoditi itu tanpa pengawalan angkatan laut, mengingat pelayaran yang panjang lagi berbahaya ke Eropa.

U-Boat sekaligus menjadi ‘kurir’ mengangkut sumber daya alam mentah yang sangat dibutuhkan Jerman (yang paling utama adalah karet). Kenyataannya, dari total 41 U-boat yang pernah merasakan bertugas di perairan Indonesia, hanya dua yang kembali ke Jerman!


Untuk mengamankan dan membangun transportasi tertutup, Jerman memodifikasi kapal-kapal selamnya menjadi kapal kargo. Kapal U-219 yang tadinya berada di Prancis ditarik kembali untuk mengambil lempengan logam di Timur Jauh. Begitu pula U-180, U-195, dan U-234, yang tadinya dipakai sebagai kapal selam tempur, dikonversi menjadi kapal selam transportasi barang!

Betapa pentingnya “misi transportasi” ini dibuktikan dari fakta ketika pada pertengahan musim gugur tahun 1945 dalam saat-saat terakhir kekuasaan Hitler, kapal-kapal selam ini masih berlayar ke Timur Jauh! Namun kapal-kapal selam U-234, U-874, dan U-875, yang memuat 170 ton merkuri, lempengan logam, dan gelas optik, tidak pernah kembali ke Eropa dan entah dimana hilang dan karamnya!

Serdadu Jerman Akhirnya Tinggal dan Memiliki Usaha di Indonesia

Bersama dengan kedatangan tentara Jepang ke Indonesia, kembali pula pengaruh Jerman di wilayah ini. Pada Mei 1943, Angkatan Laut Jerman mendapat persetujuan militer Jepang untuk melakukan usaha dagang di Indonesia.

Sumber: Vivaforum


18 Nov 2013

Leopard Revolution, Tank Terbaru Indonesia

Blog Traffic Exchange


Beberapa hari yang lalu Indonesia kedatangan tank Leopard jenis Revolution atau disingkat Ri. Sebelumnya kita lebih mengenal tank Leopard varian 2, yaitu 2A4, 2A5 dan yang terbaru 2A6. Lalu yang mana pula Leopard Revolution ini, dan apa kelebihannya sehingga harganya jauh lebih mahal dari Tank Leopard varian 2?.

Leopard Revolution atau Ri adalah salah satu varian terbaru yang merupakan pengembangan dari Leopard 2A4. Tank ini diproduksi oleh pabrik persenjataan berat Jerman, Rheinmetall. Leopard Revolution pertama kali diperkenalkan pada tahun 2010, dan menurut analis militer tank ini juga sering disebut sebagai Leopard 2A4 Evolution. Leopard 2A4 sendiri adalah salah satu varian Leopard 2 yang paling banyak diproduksi dan dipakai di banyak negara dalam jumlah besar.

Leopard Revolution

Dari segi harga, Leopard Revolution jauh lebih mahal dari varian 2A4 yaitu AS$1,7 juta per unit, atau kalau dirupiahkan senilai 16,3 miliar rupiah per unit. Sementara varian 2A4 harganya "hanya" AS$700 ribu atau 6,7 miliar per unit.


Kemampuan

Dari segi tampilan, memang ada perbedaan di antara kedua tank yang memang "bersaudara" ini. Yang paling jelas terlihat perbedaannya adalah pada turret (kubah) meriamnya. Leopard Revolution memiliki turret meriam yang sisinya bersudut miring dan tajam, sementara 2A4 turretnya berbentuk kotak. “Visi dan misi” kedua varian ini pun berbeda.

Sang pendahulu yaitu Leopard 2A4 yang dikembangkan di era 1980-an mengangkat konsep peperangan kala itu yaitu perang terbuka melawan Blok Timur Uni Soviet di medan terbuka. Sementara Leopard Revolution sebagai generasi tahun 2000 dirancang untuk diterjunkan pada peperangan yang pada praktiknya justru paling banyak dijalani negara-negara Barat saat ini yaitu perang gerilya dan perang kota, seperti yang dihadapi pasukan NATO di Afghanistan dan belajar dari apa yang dialami pasukan AS dan Inggris di Irak - Pada perang Teluk I, Irak memenangi perang kota walaupun harus menghadapi musuh yang besar yaitu AS dan Inggris berikut koalisinya-.

Leopard Revolution

Pengembangan paling nyata dari Revolution adalah pada perangkat proteksinya, yang menggunakan lapisan komposit Advanced Modular Armor Protection (AMAP). Lapisan pelindung ini terdiri atas materi nanokeramik serta titanium dan baja alloy, yang diklaim memberikan kemampuan perlindungan yang jauh lebih baik. Karena sifatnya yang modular alias bisa dibongkar pasang, pengguna bisa memilih variasi kemampuan proteksi sesuai kebutuhan, seperti untuk menangkal granat berpeluncur roket (RPG) atau untuk peledak improvisasi (IED).

Dengan sifat modularnya itu pula, seandainya lapisan proteksi itu rusak dihajar serangan musuh, perangkat itu bisa dibongkar untuk diganti baru. Dengan tambahan lapisan proteksi itu, ada konsekuensinya yaitu bobot tank yang bertambah hingga menjadi lebih kurang 60 ton, dibandingkan varian 2A4 yang sekitar 57 ton.


Persenjataan


Sebagai senjata utama, Revolution menggunakan meriam yang sama dengan 2A4 yaitu meriam L44 smoothbore kaliber 120 mm. Meriam ini bisa menggunakan semua varian peluru standar NATO, dan tank ini mampu membawa amunisi sebanyak 42 butir. 15 peluru sudah dalam kondisi siap tembak tersimpan di kubah meriam (otomatis reload), sementara sisanya tersimpan di bagian dalam bodi.

Leopard Revolution

Untuk tambahan daya gempur dan pertahanan diri ringan, tank yang diawaki 4 orang ini juga dilengkapi senapan mesin berat kaliber 12,7 mm yang dioperasikan dengan remot kontrol sehingga awak tank tak perlu muncul keluar untuk mengoperasikannya. Sepucuk senapan mesin kaliber 7,62 juga terpasang sejajar dengan meriam.

Untuk menjawab keraguan bahwa meriam bermodel smoothbore alias bagian dalam larasnya licin itu akurasinya di bawah meriam rifled bore atau laras berulir, Rheinmetall memasang sistem kendali penembakan yang lebih modern, yang mampu menjamin ketepatan menembak pada kesempatan pertama.


Mesin

Dari segi mesin, Revolution tetap menggunakan tipe mesin yang sama dengan 2A4 yaitu mesin diesel turbocharge MTU MB837 Ka501 yang berkekuatan 1.500 hp (tenaga kuda), yang membuatnya bisa mencapai kecepatan hingga 72 km per jam di medan yang rata.

Leopard Revolution

Dengan hadirnya tank Leopard dari Jerman dalam tubuh TNI AD, otomatis kekuatan tempur TNI AD makin berotot. Maksudnya bukan sekarang, sekarang kan baru ada dua unit, tapi nanti bila semua pesanan Leopard TNI AD disampaikan oleh Jerman. Seperti yang diungkapkan Kemenhan, Indonesia membeli 103 tank tempur utama (main battle tank - MBT) Leopard 2 yaitu 61 varian Leopard Revolution dan Leopard 2A4. 

Dengan pembelian ini, maka Indonesia menjadi negara Asia kedua yang mengoperasikan tank yang sekelas dengan M1A1 Abrams buatan AS dan Challenger dari Inggris itu. Negara Asia lain yang mengoperasikannya adalah Singapura.



Karakteristik dan Spesifikasi
Masuk Layanan
2010
Kru
4 (komandan, driver, shooter, loader)
Bobot
60 ton
Panjang dengan meriam
9,7 m
Panjang tanpa meriam
7,7 m
Lebar
3,7 m
Tinggi
2,5 m
Senjata utama
120 mm smoothbore
Senapan mesin
12,7 mm dan 7,62 mm (remot kontrol)
Sudut tinggi tembak
-9 hingga+20 derajat
Sudut putar meriam
360 derajat
Mesin
MTU MB-837 Ka501 turbocharge diesel 1.500hp
Kecepatan Maksimal
70 km/jam
Jangkauan operasional
500km
Halangan vertikal
1,15 m
Medan air
1 m (spontan) atau 4 m (dengan snorkel)

Referensi : Artileri Org, Military Today & Solopost



6 Nov 2013

Mengudara 2016, Pesawat R-80 Akan Buat Takjub Dunia

Blog Traffic Exchange

Pesawat R-80 merupakan pengembangan dari pesawat N250—yang dikendalikan secara elektronik atau dikenal dengan istilah fly by wire.


bj habibiePresiden Republik Indonesia ke-3 BJ Habibie ketika memberikan orasi dalam rangkaian kegiatan Hari Pers Nasional 2013 di Manado (Ronny Buol/Kompas.com)
Bachruddin Jusuf Habibie masih tetap bersemangat. Sekalipun usianya telah memasuki ke-77, ia sama sekali tak menyurutkan gaya berbicaranya di hadapan hadirin. Melalui proyek pembangunan pesawat R-80, BJ Habibie (begitu ia dikenal) memaparkan pengembangan pesawat terbang produksi PT Regio Aviasi Industri (RAI) di mana BJ Habibie duduk sebagai komisaris. 
"Insyaallah R-80, tahun 2016 atau 2017, akan mengudara dan dunia akan surprise (takjub)," kata Habibie dengan bangga penuh haru dalam Grand Launching NAM Air, di Jakarta Teater, pada Kamis malam (27/9/2013).

Rencana pengembangan pesawat buatan Indonesia memang telah lama tersiar. Sekitar satu bulan lalu, Presiden Republik Indonesia ke-3 ini telah mengungkapkan rencana itu di hadapan hadirin gelaran Hari Kebangkitan Tekonologi Nasional ke-18 tahun 2013 di Taman Mini Indonesia Indah. “Ini yang sedang saya bangkitkan lagi,” kata Habibie, tegas.
Pesawat R-80 merupakan pengembangan dari pesawat N250 yang dibuat BJ Habibie. Pesawat N250 merupakan pesawat yang dikendalikan secara elektronik atau dikenal dengan istilah fly by wire, kedua setelah pesawat keluaran Airbus yakni A-300.

"Pesawat terbang yang pernah dibuat menusia yang dikendalikan secara elektronik yang dikenal dengan fly by wire pertama kali adalah Airbus di Hamburg dimana saya kerja dulu. Di situ, saya pernah menjadi direktur dan executive vice president," kata mantan Presiden RI ketiga itu.

"Fly by wire pertama A-300, fly by wire kedua N250, dan ketiga triple seven (B-777). Dalam skala regional N250 merupakan fly by wire pertama," jelasnya.

Bahkan, saking semangatnya, Habibie yang kini menginjak usia 77 tahun, mengaku memimpin sendiri diskusi desain engineering, financing, sampai sheduling dari R-80 selama dua hingga lima jam sebelum datang ke acara peluncuran.

"Biar on schedule dan the best, jadi saya harus tahu," tuturnya.

Industri strategis dibubarkan 

Jauh sebelum R-80, Indonesia pernah hampir memiliki industri pesawat terbang sebagai industri strategis yang kuat, namun kandas. Habibie mengatakan, ide membuat pesawat terbang bukan idenya, bukan juga ide Soeharto. Akan tetapi, ide bangsa Indonesia, sesaat setelah mendeklarasikan kemerdekaan.

Jika ditanya siapa yang pertama kali memiliki inisiatif membuat pesawat terbang, menurut Habibie, jawabannya adalah Angkatan Udara RI (AURI). "Jadi kalau ada suatu bangsa di mana saja dia berada yang mengerti pentingnya teknologi itu, maka itu adalah angkatan bersenjata, angkatan udara, angkatan darat, dan angkatan laut. Oleh karena itu mereka yang mengembangan teknologi itu adalah mereka dan khususnya AU teruus mendorong untuk membuat pesawat terbang," aku Habibie.

Pada Januari 1950, Presiden Soekarno memutuskan mengirim putra-putri terbaik untuk belajar di luar negeri, dalam pilihan bidang membuat kapal terbang penumpang, atau membuat kapal laut untuk mengangkut barang-barang.

Waktu itu Habibie baru menginjak bangku kelas tiga SMP. Ia pun menjadi pelajar Indonesia gelombang empat yang belajar di bidang pesawat terbang, pada 1954. Habibie berhasil menyelesaikan strata 1 pada usia 22 tahun, dan strata dua pada usia 24 tahun.

"S3 konstruksi pesawat terbang 28 tahun di Jerman. Di tempatnya Teodhore Von Karman, guru besar yang pertama dalam konstruksi pesawat terbang, yang mendirikan NASA. Saya asisten di situ, dan bisa dibaca di Google," kisah dia.

Lepas menyelesaikan pendidikan, Habibie bekerja untuk sebuah perusahaan di Hamburg, dimana ia pernah menjadi direktur dan executive vice president. "Di situ lahir Airbus, yang sekarang membuat A-380 di situ. Waktu saya mulai ke situ 3.000 (karyawan), waktu saya tinggalkan 4.500, sekarang 16.000. Saudara-saudara, waktu 'nanjak' begini saya tiba-tiba disuruh pulang untuk membangun industri pesawat terbang jadi industri strategis," kenang Habibie.

"Dan saya ditugaskan membangun industri strategis. Tidak banyak yang tahu waktu saya jadi wakil presiden terpilih, saya harus meletakkan jabatan-jabatan yang saya miliki, dan industri stategis yang saya pimpin itu memiliki 48.000 karyawan dan turnover 10 miliar dollar AS," lanjut dia.

Usai pemilu, Habibie mengatakan bersedia melanjutkan kepemimpinan Indonesia, jika pertanggungjawabannya diakui. Jika tidak, lanjutnya, ia memberikan posisi kepresidenan kepada orang lain. "Belum lagi saya bicara tuntas, saya tidak diterima. Tapi tidak mengapa," tuturnya.

"Saya sampaikan kepada yang ganti, perhatikan dua hal. Satu, jangan lemahkan TNI karena itu adalah tulang punggung perjuangan bangsa Indonesia. Dua, jangan korek-korek industri strategis, karena industri strategis adalah keinginan seluruh bangsa Indonesia sejak kemerdekaan. Putra-putra terbaik yang memberikan apa saja yang dia miliki," tuturnya.

Namun, tiba-tiba industri strategis tersebut dibubarkan. "Saya sampai bilang ke Ibu Ainun 'Is that the price I have to pay to get my freedom? Kita akan kembali dan bangkit melaksanakan perjuangan yang sementara terhenti'," kenangnya.

Kini, Habibie mengatakan memanjatkan doa dan bersyukur, ada yang meneruskan perjuangan membangun industri strategis.

"Saya ini orang tua, usia saya 77 tahun tapi semangat saya sama seperti waktu saya umur 17 tahun. Dan semangat ini ada saya temukan kembali pada yang hadir di sini anak-anak intelektual saya, cucu-cucu intelektual saya. Saya yang mewakili generasi yang fading out melihat ini semua saya bersyukur," ucap Habibie.


sumber : Kompas com



Industri Dirgantara Indonesia Siap Produksi Jet Tempur Sekuat Sukhoi

Blog Traffic Exchange
RI Siap Produksi Jet Tempur Sekuat Sukhoi
Sukhoi Mk 2 (Foto: xairforces.net)



Ini kabar membanggakan dari industri alat utama sistem persenjataan Indonesia. Para insinyur Indonesia sedang menyiapkan jet tempur baru. Kualitas  pesawat ini diharapkan mampu menandingi jet dari Rusia Sukhoi Mk 2.

Teknisi putra bangsa Indonesia bekerja bersama dalam proyek yang disebut jet tempur Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) yang dilakukan bersama Korea Selatan. "Perkembangannya sangat bagus," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Brigjen Hartind Asrin kemarin. 

Sepanjang 2012 ini, para teknisi diharapkan bisa menguasai pengembangan teknis pesawat KFX. Sampai sekarang, pengembangan teknis sudah berjalan sesuai rencana. "Kita harapkan prototype pesawat tuntas pada tahun depan," katanya. 

Delegasi Komite Kerja Sama Industri Pertahanan Korea Selatan juga sudah berkunjung ke Indonesia pekan lalu. Menurut Hartind, pihak Korsel sangat puas dengan kinerja insinyur Indonesia. 

Tahun depan,  para teknisi harus sudah beralih pada pencapaian berikutnya, yakni pengembangan mesin dan manufaktur. Diharapkan, pada tahap ini sudah bisa dibuat enam buah prototipe pesawat KFX.

Menurutnya, teknisi dari Indonesia dalam alih teknologi KFX/IFX ini bisa mengimbangi para teknisi dari Korea Selatan yang notabene adalah negara perancang pesawat itu. "Awalnya sulit bagi teknisi kita. Tapi, saat ini mereka sudah bisa mengimbangi," ujarnya.

Sekitar tujuh bulan lalu, Kemhan telah mengirimkan 37 teknisi untuk tahap awal proses alih teknologi. Mereka terdiri atas enam pilot pesawat tempur TNI AU, tiga orang dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan, 24 teknisi dari PT Dirgantara Indonesia, dan empat dosen teknik penerbangan dari Institut Teknologi Bandung.

Mantan Atase Pertahanan KBRI Malaysia ini mengatakan, untuk pengiriman para teknisi selanjutnya, Kemhan akan mempersiapkan sarana dan prasana, sumber daya manusia, serta manajemen yang baik."Biasanya kita akan meminta kepada pihak Korea, pengembangan apa yang bisa dilakukan lebih awal. Kita berupaya melengkapi sesuai dengan keinginan mereka agar alih teknologi berjalan sebaik-baiknya," katanya. 

Kemhan berkomitmen, alih teknologi ini tidak hanya fokus pada hasil, tetapi pada proses. Hal ini dinilai penting agar proses alih teknologi benar-benar berjalan sempurna dan Indonesia bisa segera mampu membuat jet tempur sendiri.

Rencananya, proyek KFX/IFX ini akan berlangsung hingga 2020 dengan jumlah pesawat yang akan dibuat adalah 150 unit senilai USD 8 miliar. Sementara Indonesia akan mendapatkan sebanyak 50 unit dengan anggaran sebesar USD 1,6 miliar. "Jika lancar semua, ini adalah pesawat jet tempur pertama yang dibuat oleh ilmuwan Indonesia," katanya.