PERANG, DIMANAPUN HANYA MENGHASILKAN KEHANCURAN. KEKALAHAN UNTUK SEMUA KEMENANGAN HANYA BUAT BISNIS SENJATA

12 Jul 2014

Sejarah Tanah Palestina


Ratusan orang sipil Palestina tewas menggenaskan, sedangkan ratusan lainnya luka-luka. Kutukan atas serangan tersebut berdatangan dari berbagai negara, namun sayangnya Amerika Serikat ternyata mem-veto resolusi PBB atas serangan Israel ke Gaza tersebut
Konflik Palestina – Israel menurut sejarah sudah 31 tahun ketika pada tahun 1967 Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syria dan berhasil merebut Sinai dan Jalur Gaza (Mesir), dataran tinggi Golan (Syria), Tepi Barat dan Yerussalem (Yordania).. Sampai sekarang perdamaian sepertinya jauh dari harapan.
Ditambah lagi terjadi ketidaksepakatan tentang masa depan Palestina dan hubungannya dengan Israel di antara faksi-faksi di Palestina sendiri. Tulisan ini dimaksudkan sebagai pengingat sekaligus upaya membuka pemahaman kita mengenai latar belakang sejarah sebab terjadinya konflik ini.
Sebelum Masehi (SM)
2000 SM – 1500 SM
Istri Nabi Ibrahim A.s., Siti Hajar mempunyai anak Nabi Ismail A.s. (bapaknya bangsa Arab) dan Siti Sarah mempunyai anak Nabi Ishak A.s. yang kemudian mempunyai anak Nabi Ya’qub A.s. alias Israel (Israil, Qur’an). Anak keturunannya disebut Bani Israel sebanyak 7 (tujuh) orang.
Salah satunya bernama Nabi Yusuf A.s. yang ketika kecil dibuang oleh saudara-saudaranya yang dengki kepadanya. Nasibnya yang baik membawanya ke tanah Mesir dan kemudian dia menjadi bendahara kerajaan Mesir. Ketika masa paceklik, Nabi Ya’qub A.s. beserta saudara-saudara Yusuf bermigrasi ke Mesir. Populasi anak keturunan Israel (Nabi Ya’qub A.s.) membesar.
1550 SM – 1200 SM
Politik di Mesir berubah. Bangsa Israel dianggap sebagai masalah bagi negara Mesir. Banyak dari bangsa Israel yang lebih pintar dari orang asli Mesir dan menguasai perekonomian. Oleh pemerintah Firaun bangsa Israel diturunkan statusnya menjadi budak.
1200 SM – 1100 SM
Nabi Musa A.s. memimpin bangsa Israel meninggalkan Mesir, mengembara di gurun Sinai menuju tanah yang dijanjikan, asalkan mereka taat kepada Allah Swt – dikenal dengan cerita Nabi Musa A.s. membelah laut ketika bersama dengan bangsa Israel dikejar-kejar oleh tentara Mesir menyeberangi Laut Merah.
Namun saat mereka diperintah untuk memasuki tanah Filistin (Palestina), mereka membandel dan berkata:
“Hai, Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi ada orang yang gagah perkasa di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Rabbmu (Tuhanmu), dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.” (QS 5:24)
Akibatnya mereka dikutuk oleh Allah Swt dan hanya berputar-putar saja di sekitar Palestina. Belakangan agama yang dibawa Nabi Musa A.s. disebut Yahudi – menurut salah satu marga dari bangsa Israel yang paling banyak keturunannya, yakni Yehuda, dan akhirnya bangsa Israil – tanpa memandang warga negara atau tanah airnya – disebut juga orang-orang Yahudi.
1000 SM – 922 SM
Nabi Daud A.s. (anak Nabi Musa A.s.) mengalahkan Goliath (Jalut, Qur’an) dari Filistin. Palestina berhasil direbut dan Daud dijadikan raja. Wilayah kerajaannya membentang dari tepi sungai Nil hingga sungai Efrat di Iraq.
Sekarang ini Yahudi tetap memimpikan kembali kebesaran Israel Raya seperti yang dipimpin raja Daud. Bendera Israel adalah dua garis biru (sungai Nil dan Eufrat) dan Bintang Daud. Kepemimpinan Daud A.s. diteruskan oleh anaknya Nabi Sulaiman A.s. dan Masjidil Aqsa pun dibangun.
922 SM – 800 SM
Sepeninggal Sulaiman A.s., Israel dilanda perang saudara yang berlarut-larut, hingga akhirnya kerajaan itu terbelah menjadi dua, yakni bagian Utara bernama Israel beribukota Samaria dan Selatan bernama Yehuda beribukota Yerusalem.
800 SM – 600 SM
Karena kerajaan Israel sudah terlalu durhaka kepada Allah Swt maka kerajaan tersebut dihancurkan oleh Allah Swt melalui penyerangan kerajaan Asyiria.
“Sesungguhnya Kami telah mengambil kembali perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak diingini hawa nafsu mereka, maka sebagian rasul-rasul itu mereka dustakan atau mereka bunuh.” (QS 5:70)
Hal ini juga bisa dibaca di Injil (Bible) pada Kitab Raja-raja ke-1 14:15 dan Kitab Raja-raja ke-2 17:18.
600 SM – 500 SM
Kerajaan Yehuda dihancurkan lewat tangan Nebukadnezar dari Babylonia. Dalam Injil Kitab Raja-raja ke-2 23:27 dinyatakan bahwa mereka tidak mempunyai hak lagi atas Yerusalem. Mereka diusir dari Yerusalem dan dipenjara di Babylonia.
500 SM – 400 SM
Cyrus Persia meruntuhkan Babylonia dan mengijinkan bangsa Israel kembali ke Yerusalem.
330 SM – 322 SM
Israel diduduki Alexander Agung dari Macedonia (Yunani). Ia melakukan hellenisasi terhadap bangsa-bangsa taklukannya. Bahasa Yunani menjadi bahasa resmi Israel, sehingga nantinya Injil pun ditulis dalam bahasa Yunani dan bukan dalam bahasa Ibrani.
300 SM – 190 SM
Yunani dikalahkan Romawi. Maka Palestina pun dikuasai imperium Romawi.
Masehi (M)
1 – 100 M
Nabi Isa A.s. / Yesus lahir, kemudian menjadi pemimpin gerakan melawan penguasa Romawi. Namun selain dianggap subversi oleh penguasa Romawi (dengan ancaman hukuman tertinggi yakni dihukum mati di kayu salib), ajaran Yesus sendiri ditolak oleh para Rabbi Yahudi. Namun setelah Isa tiada, bangsa Yahudi memberontak terhadap Romawi.
100 – 300
Pemberontakan berulang. Akibatnya Palestina dihancurkan dan dijadikan area bebas Yahudi. Mereka dideportasi keluar Palestina dan terdiaspora ke segala penjuru imperium Romawi. Namun demikian tetap ada sejumlah kecil pemeluk Yahudi yang tetap bertahan di Palestina. Dengan masuknya Islam kemudian, serta dipakainya bahasa Arab di dalam kehidupan sehari-hari, mereka lambat laun terarabisasi atau bahkan masuk Islam.
313
Pusat kerajaan Romawi dipindah ke Konstantinopel dan agama Kristen dijadikan agama negara.
500 – 600
Nabi Muhammad Saw lahir di tahun 571 M. Bangsa Yahudi merembes ke semenanjung Arabia (di antaranya di Khaibar dan sekitar Madinah), kemudian berimigrasi dalam jumlah besar ke daerah tersebut ketika terjadi perang antara Romawi dengan Persia.
621
Nabi Muhammad Saw melakukan perjalanan ruhani Isra’ dari masjidil Haram di Makkah ke masjidil Aqsa di Palestina dilanjutkan perjalana Mi’raj ke Sidrathul Muntaha (langit lapis ke-7).
Rasulullah menetapkan Yerusalem sebagai kota suci ke-3 ummat Islam, dimana sholat di masjidil Aqsa dinilai 500 kali dibanding sholat di masjid lain selain masjidil Haram di Makkah dan masjid Nabawi di Madinah. Masjidil Aqsa juga menjadi kiblat umat Islam sebelum dipindah arahnya ke Ka’bah di masjidil Haram, Makkah.
622
Hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah dan pendirian negara Islam – yang selanjutnya disebut khilafah. Nabi mengadakan perjanjian dengan bangsa Yahudi yang menjadi penduduk Madinah dan sekitarnya, yang dikenal dengan “Piagam Madinah”.
626
Pengkhianatan Yahudi dalam perang Ahzab (perang parit) dan berarti melanggar Perjanjian Madinah. Sesuai dengan aturan di dalam kitab Taurat mereka sendiri, mereka harus menerima hukuman dibunuh atau diusir.
638
Di bawah pemerintahan Khalifah Umar Ibnu Khattab ra. Seluruh Palestina dimerdekakan dari penjajah Romawi. Seterusnya seluruh penduduk Palestina, Muslim maupun Non Muslim, hidup aman di bawah pemerintahan khilafah. Kebebasan beragama dijamin sepenuhnya.
700 – 1000
Wilayah Islam meluas dari Asia Tengah, Afrika hingga Spanyol. Di dalamnya, bangsa Yahudi mendapat peluang ekonomi dan intelektual yang sama. Ada beberapa ilmuwan terkenal di dunia Islam yang sesungguhnya adalah orang Yahudi.
1076
Yerusalem dikepung oleh tentara salib dari Eropa. Karena pengkhianatan kaum munafik (sekte Drusiah yang mengaku Islam tetapi ajarannya sesat), pada tahun 1099 M tentara salib berhasil menguasai Yerusalem dan mengangkat seorang raja Kristen. Penjajahan ini berlangsung hingga 1187 M sampai Salahuddin Al-Ayyubi membebaskannya dan setelah itu ummat Islam yang terlena sufisme yang sesat bisa dibangkitkan kembali.
1453
Setelah melalui proses reunifikasi dan revitalisasi wilayah-wilayah khilafah yang tercerai berai setelah hancurnya Baghdad oleh tentara Mongol (1258 M), khilafah Utsmaniah dibawah Muhammad Fatih menaklukan Konstatinopel, dan mewujudkan nubuwwah Rasulullah.
1492
Andalusia sepenuhnya jatuh ke tangan Kristen Spanyol (reconquista). Karena cemas suatu saat umat Islam bisa bangkit lagi, maka terjadi pembunuhan, pengusiran dan pengkristenan massal. Hal ini tidak cuma diarahkan pada Muslim namun juga pada Yahudi.
Mereka lari ke wilayah khilafah Utsmaniyah, diantaranya ke Bosnia. Pada 1992 Raja Juan Carlos dari Spanyol secara resmi meminta maaf kepada pemerintah Israel atas holocaust (pemusnahan etnis) 500 tahun sebelumnya. (Tapi tidak permintaan maaf kepada umat Islam).
1500 – 1700
Kebangkitan pemikiran di Eropa, munculnya sekularisme (pemisahan agama / gereja dengan negara), nasionalisme dan kapitalisme. Mulainya kemajuan teknologi moderen di Eropa. Abad penjelajahan samudera dimulai. Mereka mencari jalur perdagangan alternatif ke India dan Cina, tanpa melalui daerah-daerah Islam.
Tapi akhirnya mereka didorong oleh semangat kolonialisme dan imperialisme, yakni Gold, Glory dan Gospel. Gold berarti mencari kekayaan di tanah jajahan, Glory artinya mencari kemasyuran di atas bangsa lain dan Gospel (Injil) artinya menyebarkan agama Kristen ke penjuru dunia.
1529
Tentara khilafah berusaha menghentikan arus kolonialisme/imperialisme serta membalas reconquista langsung ke jantung Eropa dengan mengepung Wina, namun gagal. Tahun 1683 M kepungan diulang, dan gagal lagi. Kegagalan ini terutama karena tentara Islam terlalu yakin pada jumlah dan perlengkapannya.
“… yaitu ketika kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dan bercerai-berai.” (QS 9:25).
1798
Napoleon berpendapat bahwa bangsa Yahudi bisa diperalat bagi tujuan-tujuan Perancis di Timur Tengah. Wilayah itu secara resmi masih di bawah Khilafah.
1831
Untuk mendukung strategi “devide et impera” Perancis mendukung gerakan nasionalisme Arab, yakni Muhammad Ali di Mesir dan Pasya Basyir di Libanon. Khilafah mulai lemah dirongrong oleh semangat nasionalisme yang menular begitu cepat di tanah Arab.
1835
Sekelompok Yahudi membeli tanah di Palestina, dan lalu mendirikan sekolah Yahudi pertama di sana. Sponsornya adalah milyuder Yahudi di Inggris, Sir Moshe Monteveury, anggota Free Masonry. Ini adalah pertama kalinya sekolah berkurikulum asing di wilayah Khilafah.
1838
Inggris membuka konsulat di Yerusalem yang merupakan perwakilan Eropa pertama di Palestina.
1849
Kampanye mendorong imigrasi orang Yahudi ke Palestina. Pada masa itu jumlah Yahudi di Palestina baru sekitar 12.000 orang. Pada tahun 1948 jumlahnya menjadi 716.700 dan pada tahun 1964 sudah hampir 3 juta orang.
1882
Imigrasi besar-besaran orang Yahudi ke Palestina yang berselubung agama, simpati dan kemanusiaan bagi penderitaan Yahudi di Eropa saat itu.
1891
Para penduduk Palestina mengirim petisi ke Khalifah, menuntut dilarangnya imigrasi besar-besaran ras Yahudi ke Palestina. Sayang saat itu khilafah sudah “sakit-sakitan” (dijuluki “the sick man at Bosporus”).
Dekadensi pemikiran meluas, walau Sultan Abdul Hamid sempat membuat terobosan dengan memodernisir infrastruktur, termasuk memasang jalur kereta api dari Damaskus ke Madinah via Palestina! Sayang, sebelum selesai, Sultan Abdul Hamid dipecat oleh Syaikhul Islam (Hakim Agung) yang telah dipegaruhi oleh Inggris. Perang Dunia I meletus, dan jalur kereta tersebut dihancurkan.
1897
Theodore Herzl menggelar kongres Zionis sedunia di Basel Swiss. Peserta Kongres I Zionis mengeluarkan resolusi, bahwa umat Yahudi tidaklah sekedar umat beragama, namun adalah bangsa dengan tekad bulat untuk hidup secara berbangsa dan bernegara. Dalam resolusi itu, kaum zionis menuntut tanah air bagi umat Yahudi – walaupun secara rahasia – pada “tanah yang bersejarah bagi mereka”.
Sebelumnya Inggris hampir menjanjikan tanah protektorat Uganda atau di Amerika Latin ! Di kongres itu, Herzl menyebut, Zionisme adalah jawaban bagi “diskriminasi dan penindasan” atas umat Yahudi yang telah berlangsung ratusan tahun.
Pergerakan ini mengenang kembali bahwa nasib umat Yahudi hanya bisa diselesaikan di tangan umat Yahudi sendiri. Di depan kongres, Herzl berkata, “Dalam 50 tahun akan ada negara Yahudi !” Apa yang direncanakan Herzl menjadi kenyataan pada tahun 1948.
1916
Perjanjian rahasia Sykes – Picot oleh sekutu (Inggris, Perancis, Rusia) dibuat saat meletusnya Perang Dunia (PD) I, untuk mencengkeram wilayah-wilayah Arab dan Khalifah Utsmaniyah dan membagi-bagi di antara mereka.
PD I berakhir dengan kemenangan sekutu, Inggris mendapat kontrol atas Palestina. Di PD I ini, Yahudi Jerman berkomplot dengan Sekutu untuk tujuan mereka sendiri (memiliki pengaruh atau kekuasaan yang lebih besar).
1917
Menlu Inggris keturunan Yahudi, Arthur James Balfour, dalam deklarasi Balfour memberitahu pemimpin Zionis Inggris, Lord Rothschild, bahwa Inggris akan memperkokoh pemutihan Yahudi di Palestina dalam membantu pembentukan tanah air Yahudi. Lima tahun kemudian Liga Bangsa-bangsa (cikal bakal PBB) memberi mandat kepada Inggris untuk menguasai Palestina.
1938
Nazi Jerman menganggap bahwa pengkhianatan Yahudi Jerman adalah biang keladi kekalahan mereka pada PD I yang telah menghancurkan ekonomi Jerman. Maka mereka perlu “penyelesaian terakhir” (endivsung).
Ratusan ribu keturunan Yahudi dikirim ke kamp konsentrasi atau lari ke luar negeri (terutama ke AS). Sebenarnya ada etnis lain serta kaum intelektual yang berbeda politik dengan Nazi yang bernasib sama, namun setelah PD II Yahudi lebih berhasil menjual ceritanya karena menguasai banyak surat kabar atau kantor-kantor berita di dunia.
1944
Partai buruh Inggris yang sedang berkuasa secara terbuka memaparkan politik “membiarkan orang-orang Yahudi terus masuk ke Palestina, jika mereka ingin jadi mayoritas. Masuknya mereka akan mendorong keluarnya pribumi Arab dari sana.” Kondisi Palestina pun memanas.
1947
PBB merekomendasikan pemecahan Palestina menjadi dua negara: Arab dan Israel.
1948, 14 Mei
Sehari sebelum habisnya perwalian Inggris di Palestina, para pemukim Yahudi memproklamirkan kemerdekaan negara Israel. Mereka melakukan agresi bersenjata terhadap rakyat Palestina yang masih lemah, hingga jutaan dari mereka terpaksa mengungsi ke Libanon, Yordania, Syria, Mesir dan lain-lain.
Palestina Refugees menjadi tema dunia. Namun mereka menolak eksistensi Palestina dan menganggap mereka telah memajukan areal yang semula kosong dan terbelakang. Timbullah perang antara Israel dan negara-negara Arab tetangganya.
Namun karena para pemimpin Arab sebenarnya ada di bawah pengaruh Inggris – lihat Imperialisme Perancis dan Inggris di tanah Arab sejak tahun 1798 – maka Israel mudah merebut daerah Arab Palestina yang telah ditetapkan PBB.
1948, 2 Desember
Protes keras Liga Arab atas tindakan AS dan sekutunya berupa dorongan dan fasilitas yang mereka berikan bagi imigrasi zionis ke Palestina. Pada waktu itu, Ikhwanul Muslimin (IM) di bawah Hasan Al-Banna mengirim 10.000 mujahidin untuk berjihad melawan Israel.
Usaha ini kandas bukan karena mereka dikalahkan Israel, namun karena Raja Farouk yang korup dari Mesir takut bahwa di dalam negeri IM bisa melakukan kudeta, akibatnya tokoh-tokoh IM dipenjara atau dihukum mati.
1956, 29 Oktober
Israel dibantu Inggris dan Perancis menyerang Sinai untuk menguasai terusan Suez. Pada kurun waktu ini, militer di Yordania menawarkan baiat ke Hizbut Tahrir (salah satu harakah Islam) untuk mendirikan kembali Khilafah. Namun Hizbut Tahrir menolak, karena melihat rakyat belum siap.
1964
Para pemimpin Arab membentuk PLO (Palestine Liberation Organization). Dengan ini secara resmi, nasib Palestina diserahkan ke pundak bangsa Arab-Palestina sendiri, dan tidak lagi urusan umat Islam. Masalah Palestina direduksi menjadi persoalan nasional bangsa Palestina.
1967
Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syria selama 6 hari dengan dalih pencegahan, Israel berhasil merebut Sinai dan Jalur Gaza (Mesir), dataran tinggi Golan (Syria), Tepi Barat dan Yerussalem (Yordania). Israel dengan mudah menghancurkan angkatan udara musuhnya karena dibantu informasi dari CIA (Central Intelligence Agency = Badan Intelijen Pusat milik USA). Sementara itu angkatan udara Mesir ragu membalas serangan Israel, karena Menteri Pertahanan Mesir ikut terbang dan memerintahkan untuk tidak melakukan tembakan selama dia ada di udara.
1967, November
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi Nomor 242, untuk perintah penarikan mundur Israel dari wilayah yang direbutnya dalam perang 6 hari, pengakuan semua negara di kawasan itu, dan penyelesaian secara adil masalah pengungsi Palestina.
1969
Yasser Arafat dari faksi Al-Fatah terpilih sebagai ketua Komite Eksekutif PLO dengan markas di Yordania.
1970
Berbagai pembajakan pesawat sebagai publikasi perjuangan rakyat Palestina membuat PLO dikecam oleh opini dunia, dan Yordania pun dikucilkan. Karena ekonomi Yordania sangat tergantung dari AS, maka akhirnya Raja Husein mengusir markas PLO dari Yordania. Dan akhirnya PLO pindah ke Libanon.
1973, 6 Oktober
Mesir dan Syria menyerang pasukan Israel di Sinai dan dataran tinggi Golan pada hari puasanya Yahudi Yom Kippur. Pertempuran ini dikenal dengan Perang Oktober. Mesir dan Syria hampir menang, kalau Israel tidak tiba-tiba dibantu oleh AS.
Presiden Mesir Anwar Sadat terpaksa berkompromi, karena dia cuma siap untuk melawan Israel, namun tidak siap berhadapan dengan AS. Arab membalas kekalahan itu dengan menutup keran minyak. Akibatnya harga minyak melonjak pesat.
1973, 22 Oktober
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi Nomor 338, untuk gencatan senjata, pelaksanaan resolusi Nomor 242 dan perundingan damai di Timur Tengah.
1977
Pertimbangan ekonomi (perang telah memboroskan kas negara) membuat Anwar Sadat pergi ke Israel tanpa konsultasi dengan Liga Arab. Ia menawarkan perdamaian, jika Israel mengembalikan seluruh Sinai. Negara-negara Arab merasa dikhianati. Karena langkah politiknya ini, belakangan Anwar Sadat dibunuh pada tahun 1982.
1978, September
Mesir dan Israel menandatangani perjanjian Camp David yang diprakarsai AS. Perjanjian itu menjanjikan otonomi terbatas kepada rakyat Palestina di wilayah-wilayah pendudukan Israel. Sadat dan PM Israel Menachem Begin dianugerahi Nobel Perdamaian 1979.
Namun Israel tetap menolak perundingan dengan PLO dan PLO menolak otonomi. Belakangan, otonomi versi Camp David ini tidak pernah diwujudkan, demikian juga otonomi versi lainnya. Dan AS sebagai pemrakarsanya juga tidak merasa wajib memberi sanksi, bahkan selalu memveto resolusi PBB yang tidak menguntungkan pihak Israel.
1980
Israel secara sepihak menyatakan bahwa mulai musim panas 1980 kota Yerussalem yang didudukinya itu resmi sebagai ibukota.
1982
Israel menyerang Libanon dan membantai ratusan pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila. Pelanggaran terhadap batas-batas internasional ini tidak berhasil dibawa ke forum PBB karena – lagi-lagi – veto dari AS. Belakangan Israel juga dengan enaknya melakukan serangkaian pemboman atas instalasi militer dan sipil di Iraq, Libya dan Tunis.
1987
Intifadhah, perlawanan dengan batu oleh orang-orang Palestina yang tinggal di daerah pendudukan terhadap tentara Israel mulai meledak. Intifadhah ini diprakarsai oleh HAMAS, suatu harakah Islam yang memulai aktivitasnya dengan pendidikan dan sosial.
1988, 15 November
Diumumkan berdirinya negara Palestina di Aljiria, ibu kota Aljazair. Dengan bentuk negara Republik Parlementer. Ditetapkan bahwa Yerussalem Timur sebagai ibukota negara dengan Presiden pertamanya adalah Yasser Arafat.
Setelah Yasser Arafat mangkat kursi presiden diduduki oleh Mahmud Abbas. Dewan Nasional Palestina, yang identik dengan Parlemen Palestina beranggotakan 500 orang.
1988, Desember
AS membenarkan pembukaan dialog dengan PLO setelah Arafat secara tidak langsung mengakui eksistensi Israel dengan menuntut realisasi resolusi PBB Nomor 242 pada waktu memproklamirkan Republik Palestina di pengasingan di Tunis.
1991, Maret
Yasser Arafat menikahi Suha, seorang wanita Kristen. Sebelumnya Arafat selalu mengatakan “menikah dengan revolusi Palestina”.
1993, September
PLO – Israel saling mengakui eksistensi masing-masing dan Israel berjanji memberikan hak otonomi kepada PLO di daerah pendudukan. Motto Israel adalah “land for peace” (tanah untuk perdamaian). Pengakuan itu dikecam keras oleh pihak ultra-kanan Israel maupun kelompok di Palestina yang tidak setuju.
Namun negara-negara Arab (Saudi Arabia, Mesir, Emirat dan Yordania) menyambut baik perjanjian itu. Mufti Mesir dan Saudi mengeluarkan “fatwa” untuk mendukung perdamaian.
Setelah kekuasaan di daerah pendudukan dialihkan ke PLO, maka sesuai perjanjian dengan Israel, PLO harus mengatasi segala aksi-aksi anti Israel. Dengan ini maka sebenarnya PLO dijadikan perpanjangan tangan Yahudi.
Yasser Arafat, Yitzak Rabin dan Shimon Peres mendapat Nobel Perdamaian atas usahanya tersebut.
1995
Rabin dibunuh oleh Yigar Amir, seorang Yahudi fanatik. Sebelumnya, di Hebron, seorang Yahudi fanatik membantai puluhan Muslim yang sedang shalat subuh. Hampir tiap orang dewasa di Israel, laki-laki maupun wanita, pernah mendapat latihan dan melakukan wajib militer.
Gerakan Palestina yang menuntut kemerdekaan total menteror ke tengah masyarakat Israel dengan bom “bunuh diri”. Targetnya, menggagalkan usaha perdamaian yang tidak adil itu. Sebenarnya “land for peace” diartikan Israel sebagai “Israel dapat tanah, dan Arab Palestina tidak diganggu (bisa hidup damai).”
1996
Pemilu di Israel dimenangkan secara tipis oleh Netanyahu dari partai kanan, yang berarti kemenangan Yahudi yang anti perdamaian. Netanyahu mengulur-ulur waktu pelaksanaan perjanjian perdamaian.
Ia menolak adanya negara Palestina, agar Palestina tetap sekedar daerah otonom di dalam Israel. Ia bahkan ingin menunggu/menciptakan kontelasi baru (pemukiman Yahudi di daerah pendudukan, bila perlu perluasan hingga ke Syria dan Yordania) untuk sama sekali membuat perjanjian baru.
AS tidak senang bahwa Israel jalan sendiri di luar garis yang ditetapkannya. Namun karena lobby Yahudi di AS terlalu kuat, maka Bill Clinton harus memakai agen-agennya di negara-negara Arab untuk “mengingatkan” si “anak emasnya” ini. Maka sikap negara-negara Arab tiba-tiba kembali memusuhi Israel.
Mufti Mesir malah kini memfatwakan jihad terhadap Israel. Sementara itu Uni Eropa (terutama Inggris dan Perancis) juga mencoba “aktif” menjadi penengah, yang sebenarnya juga hanya untuk kepentingan masing-masing dalam rangka menanamkan pengaruhnya di wilayah itu. Mereka juga tidak rela kalau AS “jalan sendiri” tanpa bicara dengan Eropa.
2002 – Sampai sekarang
Sebuah usul perdamaian saat ini adalah Peta menuju perdamaian yang diajukan oleh Empat Serangkai Uni Eropa, Rusia, PBB dan Amerika Serikat pada 17 September 2002. Israel juga telah menerima peta itu namun dengan 14 “reservasi”. Pada saat ini Israel sedang menerapkan sebuah rencana pemisahan diri yang kontroversial yang diajukan oleh Perdana Menteri Ariel Sharon.
Menurut rencana yang diajukan kepada AS, Israel menyatakan bahwa ia akan menyingkirkan seluruh “kehadiran sipil dan militer yang permanen” di Jalur Gaza (yaitu 21 pemukiman Yahudi di sana, dan 4 pemukiman di Tepi Barat), namun akan “mengawasi dan mengawal kantong-kantong eksternal di darat, akan mempertahankan kontrol eksklusif di wilayah udara Gaza, dan akan terus melakukan kegiatan militer di wilayah laut dari Jalur Gaza.”
Pemerintah Israel berpendapat bahwa “akibatnya, tidak akan ada dasar untuk mengklaim bahwa Jalur Gaza adalah wilayah pendudukan,” sementara yang lainnya berpendapat bahwa, apabila pemisahan diri itu terjadi, akibat satu-satunya ialah bahwa Israel “akan diizinkan untuk menyelesaikan tembok – artinya, Penghalang Tepi Barat Israel – dan mempertahankan situasi di Tepi Barat seperti adanya sekarang ini”
Di hari kemenangan Partai Kadima pada pemilu tanggal 28 Maret 2006 di Israel, Ehud Olmert – yang kemudian diangkat sebagai Perdana Menteri Israel menggantikan Ariel Sharon yang berhalangan tetap karena sakit – berpidato.
Dalam pidato kemenangan partainya, Olmert berjanji untuk menjadikan Israel negara yang adil, kuat, damai, dan makmur, menghargai hak-hak kaum minoritas, mementingkan pendidikan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan serta terutama sekali berjuang untuk mencapai perdamaian yang kekal dan pasti dengan bangsa Palestina.
Olmert menyatakan bahwa sebagaimana Israel bersedia berkompromi untuk perdamaian, ia mengharapkan bangsa Palestina pun harus fleksibel dengan posisi mereka.
Ia menyatakan bahwa bila Otoritas Palestina, yang kini dipimpin Hamas, menolak mengakui Negara Israel, maka Israel “akan menentukan nasibnya di tangannya sendiri” dan secara langsung menyiratkan aksi sepihak. Masa depan pemerintahan koalisi ini sebagian besar tergantung pada niat baik partai-partai lain untuk bekerja sama dengan perdana menteri yang baru terpilih.
Sebagai catatan akhir, Perdana Menteri Israel setelah Benjamin Netanyahu berturut-turut adalah Ehud Barak, Ariel Sharon, dan yang masih berkuasa di Israel dalam penyerangan di Gaza sekarang adalah Ehud Olmert.
Sedangkan 4 faksi utama di Palestina adalah PLO, Al-Fatah, Jihad Islam Palestina (JIP), dan yang berkuasa sekarang di Palestina adalah Hamas dengan Perdana Menterinya Ismail Haniya.
Dan gambar peta (dibawah) yang menggambarkan hilangnya tanah Palestina yang dicaplok oleh Israel sejak tahun 1946 sampai dengan tahun 2000. Lihat posisi Gaza yang terjepit di daerah kekuasaan Israel.
IslamIsLogic.wordpress.com
fb.com/IslamIsLogic
“Guide us to the Straight Path” (QS 1:6)


11 Jul 2014

AIR MATA PALESTINA



Tubuh-tubuh mungil itu bergelimpangan, bersimbah darah. Jiwa-jiwa tanpa dosa itu meregang nyawa. Raga para balita itu hancur, daging muda mereka tercerai berai. Nurani siapa yang tak terguncang? Saksikan kebiadaban mahluk tak kenal prikemanusiaan, penuh kebuasan, menggilas ganas bumi Palestina.Di saat bukan suci Ranadhan, agresi brutal itu datang. Kekhusuan bulan penuh berkah ini mreka porak porandakan. Tak peduli jerit kesakitan, dan tangis kengerian, Dentum rudal dan bom fosfor hancurkan kedamaian.

Dan seperti biasa, duniapun bungkam tak berkutik. Hujatan dan kutukan seolah cuma basa-basi diplomasi. Maka negeri Yahudipun makin pongah, makin gagah, menggasak dan menggerus tanah gaza yang putus asa.


Presiden Palestina, Mahmoud Abbas (Reuters)
Abbas: Israel Ingin Musnahkan GazaPresiden Palestina Mahmoud Abbas dengan keras menyatakan kecamannya terhadap Israel yang menyerang wilayah Gaza. Menurut dia, apa yang dilakukan Israel saat ini adalah proses pembersihan terhadap warga Gaza.

Melansir Maan News, Kamis (10/7/2014), Abbas menggunakan istilah genosida atas apa yang dilakukan militer Israel terhadap warga Gaza. Genosida adalah pembantaian massal terhadap sebuah etnis atau rakyat sebuah negara.

"Apa yang terjadi sekarang adalah perang terhadap rakyat Palestina secara keseluruhan dan bukan perang melawan sebuah kelompok. Kita tahu bahwa Israel tidak membela diri, mereka hanya melindungi pemukiman mereka, proyek utama Israel di Tepi Barat,” ungkap Abbas.

Selama ini, militer Israel menggunakan alasan pertahanan diri, bahwa mereka melakukan serangan terhadap Gaza, karena mereka membalas serangan roket yang ditembakan Hamas dari wilayah Gaza.

"Kita saat ini sedang mencoba beberapa cara untuk menghentikan agresi Israel yang terus menumpahkan darah warga Palestina, termasuk berbicara dengan Presiden Mesir (Abdel Fattah) al-Sisi dan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon,” ucap Abbas.



Pemerintah Mesir sebelumnya mendesak Israel untuk segera menghentikan serangan mereka, dan duduk satu meja dengan Hamas untuk membicarakan gencatan senjata dan proses pembicaraan damai.

"Upaya diplomatik yang dilakaukan Mesir ditujukan untuk segera menghentikan agresi Israel ke Gaza dan segera mengakhiri semua bentuk kekerasan. Namun, hingga saat ini apa yang coba kami lalukan belum membuahkan hasil," ucap juru bicara kementerian luar negeri Mesir, Badr Abdelatty.



Pertempuran kelompok Hamas dan pasukan Israel terus belangsung dan membuat wilayah Jalur Gaza darurat perang. Sebab, Israel sendiri bukannya berhenti menginvasi Jalur Gaza, namun justru menyiapkan 40 ribu pasukan cadangan untuk perang.
  
Kelompok militan Hamas juga terus mengobarkan perlawanan dengan menembakkan puluhan roket ke arah Israel. Hamas juga menembakkan rudal jarak jauh di sejumlah kota termasuk Yerusalem dan Tel Aviv pada hari Selasa petang kemarin.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu merespon, dengan menyatakan serangan roket Hamas tidak akan ditoleransi. ”Oleh karena itu saya telah memerintahkan militer untuk secara signifikan memperluas operasi terhadap ‘teroris’ Hamas dan melawan kelompok teroris lain di Gaza,” tulis Associated Press mengutip pernyataan Netanyahu.


 
"Saya meminta Anda untuk menampilkan kesabaran karena operasi ini bisa memakan waktu,” lanjut Netanyahu.
 
Sebelumnya, militer Israel mengatakan invasi darat dari daerah kantong sangat mungkin dilakukan, meskipun dilakukan dari jarak yang tidak dekat. Kantor berita Reuters pada Rabu (9/7/2014) melaporkan, militer Israel telah memerintahkan pemboman di berbagai tempat.
 
Menurut Pasukan Perthanan Israel (IDF), sekitar 1.500 pasukan cadangan Israel telah dikerahkan.”‘Operation Protective Edge’: Sebagai respons untuk Hamas yang terus menembakkan roket. IDF  akan merespon tegas untuk melindungi warga Israel,” tulis IDF dalam akun Twitter-nya. ”Hamas tidak akan aman jika terus mengancam kehidupan warga sipil Israel,” lanjut IDF.
 
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Palestina, Mufeel al-Hasayneh, mengatakan 50 rumah hancur akibat invasi Israel Selasa kemarin. Selain itu, 1.700 rumah lainnya rusak sebagian.
 
Sedangkan petugas medis Palestina melaporkan setidaknya 28 tewas, termasuk enam tewas dalam sebuah serangan udara yang meratakan sebuah gedung apartemen di Gaza selatan. 



 
Invasi Israel juga memicu kepanikan. Sekitar 150 warga juga dilaporkan  terluka. Invasi Israel kali ini disebut sebagai invasi paling mematikan di Jalur Gaza sejak 2012.

Invasi Israel di Jalur Gaza sejak Selasa hingga hari ini (10/7/2014) sudah dalam taraf mengerikan. Setidaknya sudah 72 warga Palestina tewas, yang sebagian korbannya anak-anak. Selain itu, sebanyak 550 orang terluka.

Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan, para korban tewas itu akibat serangan udara militer Israel secara besar-besaran. Meski sudah banyak korban berjatuhan dan menuai kutukan dari berbagai negara di dunia, Israel tidak peduli dan terus membombardir Jalur Gaza, Palestina.

Pihak berwenang Israel berdalih, operasi militer besar-besaran itu sebagai respon atas tembakan lebih dari 200 roket dari arah Gaza ke wilayah Israel yang berlangsung sejak Senin lalu. Serangan roket itu, juga diklaim Israel telah menimpa wilayah Tel Aviv.



Invasi Israel pada pagi ini saja tercatat sudah menewaskan tujuh warga sipil Palestina. Lima di antaranya anak-anak.
Warga dan pejabat medis Palestina mengatakan militer Israel membom setidaknya dua rumah di daerah padat penduduk di dekat Khan Younis. Serangan itu, seperti dikutip Reuters, diluncurkan di saat warga Palestina sedang tidur.

Pemandangan memiriskan terjadi di Jalur Gaza, di mana sejumlah jenazah ditarik dari puing-puing bangunan rumah yang hancur.

”Israel mengatakan mereka telah menargetkan ribuan lebih situs (di Gaza). Itu sulit untuk Anda percaya, jika Anda berada di Gaza. Orang-orang khawatir dengan serangan udara yang lebih besar dan perang darat,” tulis Al Jazeera dalam laporannya.
Salah satu invasi Israel di Jalur Gaza mengenai wilayah padat penduduk di dekat Khan Younis. Beberapa korban di wilayah itu berjatuhan, sebab mereka sedang tidur saat dibombardir militer Israel.


 
Invasi Israel sudah memasuki hari ketiga pada hari ini (10/7/2014). Dari rangkaian invasi besar-besaran tercatat sudah 72 warga Palestina tewas, dan 550 lainnya terluka.
Kantor berita Reuters melaporkan, ada pemandangan mengerikan di Jalur Gaza. Di mana sejumlah jenazah ditarik dari puing-puing bangunan rumah yang hancur akibat invasi Israel. 
 
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, invasi Israel pada pagi ini saja sudah menewaskan tujuh warga Gaza, yang lima di antaranya anak-anak.

Rumah Sakit di Gaza sejak Rabu kemarin, menyatakan sudah kewalahan menangani para korban invasi Israel. Sebagian dari korban akhirnya dibawa ke perbatasan Mesir untuk ditolong.


 
Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, mengutuk tindakan Israel dan mendesak Dewan Keamanan PBB turun tangan.”Kami mengungkapkan kemarahan rakyat kita dan menuntut Dewan Keamanan bertindak segera,” katanya.
 
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon akan melaporkan hal itu kepada Dewan Keamanan PBB pada hari ini. Dia menggambarkan permusuhan Hamas dan Israel yang semakin meruncing sebgai situasi yang menganggu.


Sumber: Al Jazeera, Reuter, Sindo.com
 


5 Jul 2014

Mencari Kehidupan di Luar Tata Surya


Keyakinan filsuf Italia, Giardano Bruno, pada 1584 dianggap tak masuk akal. Bruno menyebut banyak matahari dan bumi di atas sana. Jumlahnya tak terhitung.
Otoritas setempat pun bereaksi. Keyakinan Bruno dipandang sesat.

Bruno sebenarnya mengikuti pendapat dari Copernicus, yang pada awal abad ke-16 menemukan fenomena astronomi Bumi mengorbit Matahari. Gagasan yang berlawanan dengan otoritas gereja saat itu. Sama seperti Bruno, Copernicus pun saat itu dipandang sesat.

Gagasan planet lain di luar Tata Surya sebenarnya sudah menghiasi pikiran manusia sejak masa Yunani Kuno. Saat itu, masyarakat telah mengenal ide sistem Tata Surya lain dan kemungkinan ada kehidupan lain pada sistem luar itu.

Meski dianggap lontaran sesat, ide planet di luar Tata Surya tak surut muncul. Rangkaian ide planet lain itu semakin berkembang.

Empat abad setelah Copernicus, muncul ahli astronomi, Edwin Hubble. Menggunakan teleskop terbesar di puncak Gunung Wilson, California, ia mengamati langit ruang angkasa. Saat itu, Hubble menemukan nebula (awan antarbintang) kecil di langit jauh, yang masing-masing berisi ratusan miliar bintang.

Temuan Hubble itu menjadi titik tolak potensi adanya planet luar Tata Surya, yang jumlahnya beragam. Pada 1960-an, temuan planet selain Bumi makin menggema. Astronom Peter van de Kamp mengaku telah mendeteksi dua planet dengan teknik deteksi efek planet pada bintang yang diorbit. Sayangnya, saat itu gagal untuk memverifikasi keberadaan pendamping bintang Barnand, sistem bintang terdekat kedua dengan Matahari.

Prospek planet luar Bumi kembali cerah. Pada 1980-an, Dr Bradford A. Smith (University of Arizona) di Tucson dan Dr Richard J. Terrile (Jet Propulsion Laboratory), melakukan pengamatan inframerah dari piringan debu yang mengelilingi bintang normal Beta Pictoris.

Akhirnya, penemuan eksoplanet makin menggelombang, saat astronom radio Pennsylvania State University, Dr. Alexander Wolszczan, pada 1994, melaporkan bukti pengamatan yang jelas tentang sistem planet eksoplanet, planet di luar Tata Surya.

Setahun kemudian, tim peneliti dari Swiss, Michael Mayor dan Didier Queloz, mengumumkan penemuan planet luar Tata Surya mirip Bumi, 51 Pegasi. Pengumuman itu menjadi awal banjirnya temuan dan menyibak tabir eksoplanet lainnya.

Menurut catatan Planetary Habitability Laboratory University of Puerto Rico, hingga awal Juli 2014, tercatat sudah terkonfirmasi ada 1800 eksoplanet dan 4254 kandidat eksoplanet. Temuan eksoplanet menegaskan masih ada planet lain di luar Tata Surya.

Dari deteksi eksoplanet itu, perkembangan kemudian mengarah pada apakah ada kemungkinan planet luar Tata Surya itu terdapat kehidupan atau berpotensi dihuni kehidupan, khususnya bagi manusia jika nanti suatu saat Bumi sudah tak mendukung kehidupan lagi. Sejauh ini, dari 1.800 planet eksoplanet, 23 di antaranya disampaikan berpotensi layak huni.

Sementara itu, menurut data Teleskop Kepler NASA, kandidat planet layak huni mencapai 100 planet, dengan rincian 1 planet layak huni seukuran Mars, 7 (seukuran Bumi) dan 92 berukuran sangat besar (super Bumi).

Rentang planet mirip Bumi yang layak huni itu berjarak antara 12 tahun cahaya (Tau Ceti e) sampai Kepler-283 c yang berjarak 1.740 tahun cahaya.
Secara rinci, planet yang sudah disebutkan berpotensi layak huni yaitu Tau Ceti e (12 tahun cahaya/light year/ly), Kapteyn b (13 ly), Gliese 832 c (16 ly), Gliese 682 c (17 ly), Gliese 581 d (20 ly), Gliese 581 g (20 ly), Gliese 667C c (24 ly), Gliese 667C e (24 ly), Gliese 667C f (24 ly), Gliese 180 b (38 ly), Gliese 180 c (38 ly), dan Gliese 442 b (41 ly).

Selain itu, terdapat HD 40307 g (42 ly), Gliese 163 c (49 ly), Kepler-186 f (490 ly), Kepler-22 b (620 ly), Kepler-61 b (1060 ly), Kepler-174 d (1170 ly), Kepler-62 e (1200 ly), Kepler-62 f (1200 ly), Kepler-298 d (1550 ly), Kepler-296 f (1690 ly), dan Kepler-283 c (1740 ly).
Kepler 22b berukuran 2,4 kali bumi
Planet Kepler 22b ini memiliki ukuran 2,4 bumi.
Zona layak huni merupakan orbit sebuah planet atas bintang yang mana memiliki permukaan cair. Ini menjadi syarat berkembangnya sebuah kehidupan makhluk di alam semesta.

Munculnya planet layak huni mirip Bumi diperkirakan terus bertambah. Temuan teranyar, pada akhir Juni lalu, muncul planet layak huni lain yang dinamakan Gliese 832 c, yang berjarak 16 tahun cahaya dari Bumi.

Salah satu planet yang saat ini dalam proses eksplorasi yakni Planet Merah atau Mars. Planet ini diproyeksikan akan menjadi koloni baru manusia di masa depan, saat Bumi sudah tak mendukung untuk kehidupan.

Layak Huni
Secara radius, Mars dekat dengan Bumi. Namun, untuk menilai sejauh mana planet baru menyandang kandidat potensial bisa dihuni kehidupan, para ahli telah menetapkan beberapa syarat.

Pertama, yakni secara ukuran, baik ukuran massa planet maupun radius planet. Kedua, karakteristik orbitnya, dan syarat yang umum yakni pada permukaan eksoplanet.

Apakah di permukaan terdapat cairan atau air yang berfungsi sebagai pelarut. Cara itu dipandang lebih mudah untuk memahami dan mengatakan apakah sebuah planet layak untuk dihuni.

Kategori lain juga eksplorasi bawah permukaan planet. Jika di bawah permukaan ditemukan bakteri atau organisme, planet itu memenuhi syarat sebagai planet yang layak huni.
Di luar planet yang layak dihuni, temuan para ahli juga menunjukkan beberapa eksoplanet itu mirip Bumi. Kategori planet mirip Bumi ini merujuk pada massa dan radius dari Bumi. Planet mirip Bumi setidaknya memiliki massa 0,1 sampai 0,5 massa Bumi dengan radius dari Bumi 0,8 sampai 1,25 dari radius Bumi.

Upaya keras peneliti untuk membuktikan intuisi pada abad ke-16 dan perjuangan pada abad modern tidaklah mudah. Eksoplanet jutaan kali lebih redup dibanding bintang yang diorbiti, sehingga penemuan eksoplanet menemui berbagai tantangan.

Tantangan untuk menemukan eksoplanet setidaknya ada tiga. Pertama, planet tak menghasilkan cahaya secara mandiri, kecuali saat planet itu berusia muda. Kedua, jarak planet itu sangat jauh dari Bumi, mulai dari puluhan sampai ribuan tahun cahaya.

Selanjutnya planet-planet itu kalah berkilau dari cahaya yang dipancarkan bintang induknya.

Sebagai gambaran, sebuah planet yang mengorbit bintang terdekat dengan Bumi, Proxima Centauri, posisi planet itu 7 ribu kali lebih jauh dari Pluto. Untuk mengamati planet dengan jarak yang sangat jauh, bisa dibilang cukup langka.
Tapi, dengan perkembangan teknologi, satu demi satu eksoplanet dapat terdeteksi. Beragam metode digunakan astronom untuk menemukan eksoplanet.

Metode Deteksi
Astronom bisa mendeteksi eksoplanet dengan berbagai metode. Pertama, mengukur kecepatan atau perubahan posisi bintang yang diorbiti eksoplanet. Metode ini dinamakan pergeseran efek Doppler. 

Bintang bergeser saat mendapatkan efek tarikan gravitas planet yang mengitarinya. Model kecepatan radial akan mengukur perubahan kecil kecepatan bintang, berwujud spektrum cahaya bintang. Efek ini yang disebut pergeseran Doppler.

Saat bintang bergeser mendekat pengamatan astronom, gerakan cahaya yang ditimbulkan akan berwarna spektrum biru. Dan, saat menjauh dari pengamatan astronom, spektrum yang terlihat berwarna merah.

Semakin besar massa planet itu, maka pergeseran spektrum cahaya yang dihasilkan makin besar dan makin memudahkan pengamatan. Maka tak heran, kebanyakan eksoplanet awal yang ditemukan yaitu planet kelas Jupiter, yang ukurannya 300 kali massa Bumi.

Metode kedua yaitu pengukuran astrometri. Metode ini mengukur posisi bintang di langit dengan cara mengamati perubahan posisinya dari waktu ke waktu.

Seperti pada teknik deteksi kecepatan radial, metode ini tergantung pada gerakan kecil bintang yang disebabkan planet yang mengorbit.
Instrumen astrometrik juga disebutkan secara tepat mengukur posisi bintang dibandingkan bintang lain di sekitar mereka.
Dengan demikian, metode ini, dapat mendeteksi tiap gerakan posisi bintang, sebab bintang bergoyang-goyang akibat tarikan gravitasi eksoplanet. Metode deteksi ketiga yaitu saat planet transit melewati bintang. Metode ini memanfaatkan transit.

Saat planet melintasi (atau transit) di depan bintang induknya, maka pancaran cahaya bintang itu sedikit berkurang karena terhalang oleh planet tersebut. Pada momentum ini, sebuah instrumen pengamatan akan mendeteksi adanya perubahan periode kecerahan bintang.

Pengamatan metode transit itu memanfaatkan Teleskop Kepler dan pesawat antariksa Convection Rotation and planetary Transits (COROT). Keduanya mampu memantau sejumlah besar bintang dan peredupannya akibat adanya transit eksoplanet yang tengah mengorbit. Misi Kepler ini telah berhasil menemukan lebih dari 1.000 eksoplanet yang potensial dihuni.

Metode keempat yang digunakan yaitu pencitraan langsung, koronografi. Cara ini  menggunakan perangkat penutup khusus untuk menghalangi cahaya bintang, sehingga eksoplanet yang mengorbit bisa terlihat lebih jelas. Teknik pencitraan lain yaitu interferometri.
Cara ini menggunakan optik khusus menggabungkan cahaya dari beberapa teleskop untuk membatalkan gelombang cahaya bintang,  yang akhirnya akan menyisakan cahaya dari eksoplanet yang mungkin ada. Metode ini memanfaatkan Large Binocular Telescope Interferometer dan Keck Interferometer.

Metode kelima yang dimanfaatkan astronom yaitu lensa mikro gravitasi. Saat sebuah eksoplanet lewat di depan bintang lurus dengan segaris dengan pengamat, gravitasi planet akan berperilaku seperti lensa.

Gravitasi itu akan memfokuskan sinar cahaya dan menyebabkan peningkatan signifikan kecerahan sementara dan perubahan posisi bintang yang tampak. Dengan metode ini, astronom bisa menemukan benda yang memancarkan cahaya atau yang tidak memancarkan cahaya.

Hanya Ilusi?
Kerja ilmuwan menemukan eksoplanet bukan tanpa pandangan miring. Sara Seager, Professor of Planetary Science and Physics Massachusetts Institute of Technology (MIT), mengaku ditentang oleh banyak orang. Penentang itu mengkritik kenapa Seager meneliti planet yang diyakini tidak akan terjadi.

Bahkan, penentang mengatakan jika benar eksoplanet ada, ilmuwan tak akan mampu mempelajari atmosfer planet itu.

Seager menekankan, untuk membuktikan kategori layak huni pada eksoplanet kuncinya ada pada atmosfer dan suhu. Sayangnya, ia mengakui, belum ada pegangan soal atmosfer eksoplanet sejauh ini.
“Hal yang buruk adalah bahwa kita benar-benar tidak memiliki pegangan pada apa yang ada pada serangkaian atmosfer. Jadi, kita mungkin hanya akan memasuki tahap pada eksoplanet, yang mana kita hidup dengan ketidakpastian,” kata Seager.

Ia menjelaskan, alasan untuk mempelajari eksoplanet yaitu pertanyaan ingin mendalami sejauh mana kehidupan di luar Bumi. “Apakah kita sendirian? Kami ingin tahu apakah ada kehidupan di luar Bumi.
Akhirnya kita akan memiliki puluhan hingga ratusan calon planet Bumi seperti untuk mengkaji secara terperinci. Kami ingin melihat atmosfer mereka untuk tanda-tanda kehidupan,” ujar Seager dalam wawancara di situs Universe Today.

Peneliti Vikki Meadows, profesor Planetary Astronomy University of Washington, Seattle, AS, mengatakan, perlunya multi parameter untuk mengukur tingkat planet yang bisa dihuni. Misalnya, interaksi planet itu dengan lingkungannya, bukan hanya mendasarkan pada komponen pada planet itu sendiri.  “Perlu lebih multi parameter,” ujar dia.

Sementara itu, Eric Ford, profesor Astronomy University of Florida, mengkritik soal publisitas berlebihan dari planet layak huni. Ia menduga, publisitas istilah planet layak dihuni sengaja dibesar-besarkan, guna menarik perhatian dunia.
Terkait dugaan itu, Dirk Schulze-Makuch, profesor School of Earth and Environmental Science, Washington State University mengatakan, masyarakat memang tertarik dengan ide ada kehidupan pada eksoplanet itu. Masyarakat, kata dia, tertarik bukan kehidupan mikroba saja, tapi kemungkinan kehidupan cerdas.
Tapi, temuan baru astronom Pennsylvania State University di University Park, Amerika Serikat belum lama ini membuat debat eksoplanet makin seru. Peneliti mengumumkan dua planet yang berpotensi dihuni, Gliese d dan Gliese f, ternyata hanya ilusi.

Sejauh ini, planet berpotensi layak huni, Gliese, terdapat 6 buah. Keberadaaan Gliese 581 e, 581 b, 581 c sudah dikonfirmasi, namun tiga lainnya 581 d, 581 f, 581 g masih disangsikan.

Pelacakan terbaru menggunakan metode kecepatan radial, 581 d dan 581 g ternyata menunjukkan efek cahaya yang ditangkap bukan berasal dari kedua planet itu. Efek spektrum cahaya ternyata bintik gelap dari aktivitas bintang induk kedua planet itu.

Untuk memastikan keduanya, peneliti menyelidiki bintang induk dua planet itu.
"Kami membuktikan beberapa sinyal kontroversial dari Gliese 581 yang tidak muncul dari dua planet layak huni yang diusulkan. Itu berasal dari aktivitas bintang itu sendiri," jelas penulis utama studi, Paul Robertson, astronom dari universitas di Pennsylvania State University di University Park, dilansir Space.com.

Seager mengakui, masih perlu mendalami riset menentukan eksoplanet benar-benar layak huni. “Perlu kerja keras selama 10 tahun untuk memastikan planet layak huni atau tidak,” kata dia.

Sumber Asli:
http://sorot.news.viva.co.id/news/read/518884-mencari-kehidupan-di-luar-tata-surya