CN-235 adalah sebuah pesawat angkut turboprop kelas menengah bermesin dua. Pesawat ini dirancang bersama antaraIPTN Indonesia dan CASA Spanyol. Pesawat ini diberi nama sandi Tetuka dan saat ini menjadi pesawat paling sukses pemasarannya dikelasnya.
CN235 telah mendapatkan reputasi untuk fleksibilitas misi, persyaratan dukungan minimal dan operasi yang handal di berbagai lingkungan dan dengan biaya operasional yang rendah.
Lebih dari 250 pesawat ini telah terjual di seluruh dunia, melakukan lebih dari 1 juta siklus dalam beberapa kondisi yang paling menuntut.
Kabin besar di CN235 yang menampung hingga 36 penerjun payung, atau dapat dikonfigurasi untuk patroli maritim dan operasi pengawasan dengan konsol misi, pengamatan gelembung jendela dan tempat istirahat. Untuk misi evakuasi medis, pesawat mengakomodasi hingga 18 tandu, dengan empat petugas.
Lebih dari 250 pesawat ini telah terjual di seluruh dunia, melakukan lebih dari 1 juta siklus dalam beberapa kondisi yang paling menuntut.
CN-235 milik maskapai Merpati Indonesia |
Kabin besar di CN235 yang menampung hingga 36 penerjun payung, atau dapat dikonfigurasi untuk patroli maritim dan operasi pengawasan dengan konsol misi, pengamatan gelembung jendela dan tempat istirahat. Untuk misi evakuasi medis, pesawat mengakomodasi hingga 18 tandu, dengan empat petugas.
Jalan belakang yang dapat dibuka dalam penerbangan untuk airdrop peralatan, dan juga memfasilitasi loading mudah palet misi, bersama dengan kargo besar, standar 88 x palet 108-inci, kendaraan ringan dan mesin pesawat. Untuk udara misi pengiriman kargo, hingga 6.000 kg. dapat disampaikan dalam single pass.
CN235 memiliki kualitas penanganan yang sangat baik dan manuver, dengan respon mesin cepat dari yang dua General Electric CT7-9C powerplants turboprop.
Sejarah
CN-235 adalah pesawat terbang hasil kerja sama antara IPTN atau Industri Pesawat Terbang Indonesia (sekarang PT.DI) dengan CASA dari Spanyol. Kerja sama kedua negara dimulai sejak tahun 1980 dan purwarupa milik Spanyol pertama kali terbang pada tanggal 11 November 1983,
sedangkan purwarupa milik Indonesia terbang pertama kali pada tanggal 30 Desember 1983. Produksi di kedua negara di mulai pada tanggal Desember 1986. Varian pertama adalah CN-235 Series 10 dan varian peningkatan CN-235 Seri 100/110 yang menggunakan dua mesin General Electric CT7-9C berdaya 1750 shp bukan jenis CT7-7A berdaya 1700 shp pada model sebelumnya.
Amerika Serikat salah satu pengguna CN-235 |
Varian :
PT.Dirgantara Indonesia :
· CN-235-10 :
Versi produksi awal (diproduksi 15 buah oleh masing-masing perusahaan), menggunakan mesin GE CT7-7A
Versi produksi awal (diproduksi 15 buah oleh masing-masing perusahaan), menggunakan mesin GE CT7-7A
· CN-235-110 :
Secara umum sama dg seri 10 tetapi menggunakan mesin GE CT7-9C dalam nasel komposit baru ,mempunyai sistem kelistrikan, peringatan dan lingkungan yang lebih maju dibanding seri 100 milik CASA.
Versi Pengembangan. Pembentukan kembali struktur untuk bobot operasi yang lebih tinggi , pengambangan aerodinamik pada tepi depan sayap sayap dan kemudi belok, pengurangan panjang landasan yang dibutuhkan dan penambahan jarak tempuh dengan beban maksimum (MTOW=Maximum Take Off Weight)
Versi Patroli Maritim, dilengkapi dengan sistem navigasi, komunikasi dan misi ( mulai mendekati fase operasional dan hadir dalam singapore airshow 2008 ). Pada Desember 2009 diumumkan bahwa TNI AL membeli 3 unit CN-235 MPA sebagai baguian dari rencana memiliki 6 buah pesawat MPA sampai tahun 2014. CN-235 MPA menggunakan sistem Thales AMASCOS, radar pencari Thales/EADS Ocean Master Mk II , Penjejak panas (thermal imaging) dari Thales, Elettronica ALR 733 radar warning receiver dan CAE's AN/ASQ-508 magnetic anomaly detection system. Pesawat ini juga akan mengakomodasi Rudal ExocetMBDA AM-39 atau torpedo ringan Raytheon Mk 46.
Modifikasi dari seri 220, ditawarkan IPTN ( dengan avionik Honeywell baru, EW system ARL-2002 dan 16.800 kg MTOW ) kepada Royal Australian Air Force untuk Project Air 5190 tactical airlift requirement, tapi dibatalkan karena masalah keuangan pada tahun 1998
EADS CASA :
· CN-235-10 :
Versi produksi awal (diproduksi 15 buah oleh masing-masing perusahaan), menggunakan mesin GE CT7-7A
Versi produksi awal (diproduksi 15 buah oleh masing-masing perusahaan), menggunakan mesin GE CT7-7A
· CN-235-100 :
Secara umum sama dengan seri 10 tetapi menggunakan mesin GE CT7-9C dalam nasel komposit baru
Secara umum sama dengan seri 10 tetapi menggunakan mesin GE CT7-9C dalam nasel komposit baru
Versi Pengembangan dengan pembentukan kembali struktur pesawat untuk bobot operasi yang lebih tinggi , pengambangan aerodinamik pada tepi depan sayap dan kemudi belok, pengurangan panjang landasan yang dibutuhkan serta penambahan jarak tempuh dengan beban maksimum
· CN-235-300 :
Modifikasi CASA pada seri 200,dengan avionik Honeywell. Kelebihan lain termasuk pengembangan sistem tekanan dan fasilitas instalasi opsional roda depan ganda.
Modifikasi CASA pada seri 200,dengan avionik Honeywell. Kelebihan lain termasuk pengembangan sistem tekanan dan fasilitas instalasi opsional roda depan ganda.
Spesifikasi (CN-235-100/110
Karakteristik Umum
· Kru: 2(dua) pilots
· Kapasitas: sampai 45 penumpang
· Panjang: 21.40 m (70 ft 3 in)
· Bentang sayap: 25.81 m (84 ft 8 in)
· Tinggi: 8.18 m (26 ft 10 in)
· Area sayap: 59.1 m² (636 ft²)
· Berat Kosong: 9,800 kg (21,605 lb)
· Berat Isi: 15,500 kg (16,500 kg Military load) ( lb)
· Maksimum takeoff: 15,100 kg (33,290 lb)
Kemampuan
· Kecepatan Maksimum: 509 km/j (317 mpj)
· Jarak: 796 km (496 mil)
· Ketinggian Maks: m ( ft)
· Daya Menanjak: 542 m/min (1,780 ft/min)
· Beban Sayap Maks: kg/m² ( lb/ft²)
· Power/berat: kW/kg ( hp/lb)
· Panama
· Papua New Guinea
· TNI AU
· UAE Navy
· Amerika Serikat: U.S. Coast Guard sebagai HC-144A untuk program Medium Range Surveillance Maritime Patrol Aircraft (MRSMPA)
Info Terkait
Sequence
· Type:
· Company:
· US Military:
Pesawat Sekelas:
CN-235
| |
Tipe
| |
Produsen
| |
Perancang
| |
Terbang perdana
|
1983
|
Diperkenalkan
|
1 Maret 1988 oleh Merpati Nusantara
|
Status
|
Operasional
|
Pengguna
|
TNI AU dan Angkatan Udara Spanyol
Penjaga Pantai Amerika Serikat TNI AU Angkatan Udara Spanyol Angkatan Udara Kerajaan Thailand Tentera Udara Diraja Malaysia Tentera Udara Diraja Bruney Angkatan Udara Pakistan Angkatan Udara Afrika Selatan Angkatan Udara Turki Angkatan Laut Turki |
Harga satuan
|
$ 10.000.000
|
No comments:
Post a Comment