Tubuh-tubuh mungil itu bergelimpangan, bersimbah darah. Jiwa-jiwa tanpa dosa itu meregang nyawa. Raga para balita itu hancur, daging muda mereka tercerai berai. Nurani siapa yang tak terguncang? Saksikan kebiadaban mahluk tak kenal prikemanusiaan, penuh kebuasan, menggilas ganas bumi Palestina.Di saat bukan suci Ranadhan, agresi brutal itu datang. Kekhusuan bulan penuh berkah ini mreka porak porandakan. Tak peduli jerit kesakitan, dan tangis kengerian, Dentum rudal dan bom fosfor hancurkan kedamaian.
Dan seperti biasa, duniapun bungkam tak berkutik. Hujatan dan kutukan seolah cuma basa-basi diplomasi. Maka negeri Yahudipun makin pongah, makin gagah, menggasak dan menggerus tanah gaza yang putus asa.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas (Reuters)
Presiden Palestina Mahmoud Abbas dengan keras menyatakan kecamannya terhadap Israel yang menyerang wilayah Gaza. Menurut dia, apa yang dilakukan Israel saat ini adalah proses pembersihan terhadap warga Gaza.
Melansir Maan News, Kamis (10/7/2014), Abbas menggunakan istilah genosida atas apa yang dilakukan militer Israel terhadap warga Gaza. Genosida adalah pembantaian massal terhadap sebuah etnis atau rakyat sebuah negara.
"Apa yang terjadi sekarang adalah perang terhadap rakyat Palestina secara keseluruhan dan bukan perang melawan sebuah kelompok. Kita tahu bahwa Israel tidak membela diri, mereka hanya melindungi pemukiman mereka, proyek utama Israel di Tepi Barat,” ungkap Abbas.
Selama ini, militer Israel menggunakan alasan pertahanan diri, bahwa mereka melakukan serangan terhadap Gaza, karena mereka membalas serangan roket yang ditembakan Hamas dari wilayah Gaza.
"Kita saat ini sedang mencoba beberapa cara untuk menghentikan agresi Israel yang terus menumpahkan darah warga Palestina, termasuk berbicara dengan Presiden Mesir (Abdel Fattah) al-Sisi dan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon,” ucap Abbas.
Melansir Maan News, Kamis (10/7/2014), Abbas menggunakan istilah genosida atas apa yang dilakukan militer Israel terhadap warga Gaza. Genosida adalah pembantaian massal terhadap sebuah etnis atau rakyat sebuah negara.
"Apa yang terjadi sekarang adalah perang terhadap rakyat Palestina secara keseluruhan dan bukan perang melawan sebuah kelompok. Kita tahu bahwa Israel tidak membela diri, mereka hanya melindungi pemukiman mereka, proyek utama Israel di Tepi Barat,” ungkap Abbas.
Selama ini, militer Israel menggunakan alasan pertahanan diri, bahwa mereka melakukan serangan terhadap Gaza, karena mereka membalas serangan roket yang ditembakan Hamas dari wilayah Gaza.
"Kita saat ini sedang mencoba beberapa cara untuk menghentikan agresi Israel yang terus menumpahkan darah warga Palestina, termasuk berbicara dengan Presiden Mesir (Abdel Fattah) al-Sisi dan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon,” ucap Abbas.
Pemerintah Mesir sebelumnya mendesak Israel untuk segera menghentikan serangan mereka, dan duduk satu meja dengan Hamas untuk membicarakan gencatan senjata dan proses pembicaraan damai.
"Upaya diplomatik yang dilakaukan Mesir ditujukan untuk segera menghentikan agresi Israel ke Gaza dan segera mengakhiri semua bentuk kekerasan. Namun, hingga saat ini apa yang coba kami lalukan belum membuahkan hasil," ucap juru bicara kementerian luar negeri Mesir, Badr Abdelatty.
Pertempuran kelompok Hamas dan pasukan Israel terus belangsung dan membuat wilayah Jalur Gaza darurat perang. Sebab, Israel sendiri bukannya berhenti menginvasi Jalur Gaza, namun justru menyiapkan 40 ribu pasukan cadangan untuk perang.
Kelompok militan Hamas juga terus mengobarkan perlawanan dengan menembakkan puluhan roket ke arah Israel. Hamas juga menembakkan rudal jarak jauh di sejumlah kota termasuk Yerusalem dan Tel Aviv pada hari Selasa petang kemarin.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu merespon, dengan menyatakan serangan roket Hamas tidak akan ditoleransi. ”Oleh karena itu saya telah memerintahkan militer untuk secara signifikan memperluas operasi terhadap ‘teroris’ Hamas dan melawan kelompok teroris lain di Gaza,” tulis Associated Press mengutip pernyataan Netanyahu.
"Saya meminta Anda untuk menampilkan kesabaran karena operasi ini bisa memakan waktu,” lanjut Netanyahu.
Sebelumnya, militer Israel mengatakan invasi darat dari daerah kantong sangat mungkin dilakukan, meskipun dilakukan dari jarak yang tidak dekat. Kantor berita Reuters pada Rabu (9/7/2014) melaporkan, militer Israel telah memerintahkan pemboman di berbagai tempat.
Menurut Pasukan Perthanan Israel (IDF), sekitar 1.500 pasukan cadangan Israel telah dikerahkan.”‘Operation Protective Edge’: Sebagai respons untuk Hamas yang terus menembakkan roket. IDF akan merespon tegas untuk melindungi warga Israel,” tulis IDF dalam akun Twitter-nya. ”Hamas tidak akan aman jika terus mengancam kehidupan warga sipil Israel,” lanjut IDF.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Palestina, Mufeel al-Hasayneh, mengatakan 50 rumah hancur akibat invasi Israel Selasa kemarin. Selain itu, 1.700 rumah lainnya rusak sebagian.
Sedangkan petugas medis Palestina melaporkan setidaknya 28 tewas, termasuk enam tewas dalam sebuah serangan udara yang meratakan sebuah gedung apartemen di Gaza selatan.
Invasi Israel juga memicu kepanikan. Sekitar 150 warga juga dilaporkan terluka. Invasi Israel kali ini disebut sebagai invasi paling mematikan di Jalur Gaza sejak 2012.
Invasi Israel di Jalur Gaza sejak Selasa hingga hari ini (10/7/2014) sudah dalam taraf mengerikan. Setidaknya sudah 72 warga Palestina tewas, yang sebagian korbannya anak-anak. Selain itu, sebanyak 550 orang terluka.
Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan, para korban tewas itu akibat serangan udara militer Israel secara besar-besaran. Meski sudah banyak korban berjatuhan dan menuai kutukan dari berbagai negara di dunia, Israel tidak peduli dan terus membombardir Jalur Gaza, Palestina.
Pihak berwenang Israel berdalih, operasi militer besar-besaran itu sebagai respon atas tembakan lebih dari 200 roket dari arah Gaza ke wilayah Israel yang berlangsung sejak Senin lalu. Serangan roket itu, juga diklaim Israel telah menimpa wilayah Tel Aviv.
Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan, para korban tewas itu akibat serangan udara militer Israel secara besar-besaran. Meski sudah banyak korban berjatuhan dan menuai kutukan dari berbagai negara di dunia, Israel tidak peduli dan terus membombardir Jalur Gaza, Palestina.
Pihak berwenang Israel berdalih, operasi militer besar-besaran itu sebagai respon atas tembakan lebih dari 200 roket dari arah Gaza ke wilayah Israel yang berlangsung sejak Senin lalu. Serangan roket itu, juga diklaim Israel telah menimpa wilayah Tel Aviv.
Invasi Israel pada pagi ini saja tercatat sudah menewaskan tujuh warga sipil Palestina. Lima di antaranya anak-anak.
Warga dan pejabat medis Palestina mengatakan militer Israel membom setidaknya dua rumah di daerah padat penduduk di dekat Khan Younis. Serangan itu, seperti dikutip Reuters, diluncurkan di saat warga Palestina sedang tidur.
Pemandangan memiriskan terjadi di Jalur Gaza, di mana sejumlah jenazah ditarik dari puing-puing bangunan rumah yang hancur.
”Israel mengatakan mereka telah menargetkan ribuan lebih situs (di Gaza). Itu sulit untuk Anda percaya, jika Anda berada di Gaza. Orang-orang khawatir dengan serangan udara yang lebih besar dan perang darat,” tulis Al Jazeera dalam laporannya.
Pemandangan memiriskan terjadi di Jalur Gaza, di mana sejumlah jenazah ditarik dari puing-puing bangunan rumah yang hancur.
”Israel mengatakan mereka telah menargetkan ribuan lebih situs (di Gaza). Itu sulit untuk Anda percaya, jika Anda berada di Gaza. Orang-orang khawatir dengan serangan udara yang lebih besar dan perang darat,” tulis Al Jazeera dalam laporannya.
Salah satu invasi Israel di Jalur Gaza mengenai wilayah padat penduduk di dekat Khan Younis. Beberapa korban di wilayah itu berjatuhan, sebab mereka sedang tidur saat dibombardir militer Israel.
Invasi Israel sudah memasuki hari ketiga pada hari ini (10/7/2014). Dari rangkaian invasi besar-besaran tercatat sudah 72 warga Palestina tewas, dan 550 lainnya terluka.
Kantor berita Reuters melaporkan, ada pemandangan mengerikan di Jalur Gaza. Di mana sejumlah jenazah ditarik dari puing-puing bangunan rumah yang hancur akibat invasi Israel.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, invasi Israel pada pagi ini saja sudah menewaskan tujuh warga Gaza, yang lima di antaranya anak-anak.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, invasi Israel pada pagi ini saja sudah menewaskan tujuh warga Gaza, yang lima di antaranya anak-anak.
Rumah Sakit di Gaza sejak Rabu kemarin, menyatakan sudah kewalahan menangani para korban invasi Israel. Sebagian dari korban akhirnya dibawa ke perbatasan Mesir untuk ditolong.
Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, mengutuk tindakan Israel dan mendesak Dewan Keamanan PBB turun tangan.”Kami mengungkapkan kemarahan rakyat kita dan menuntut Dewan Keamanan bertindak segera,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon akan melaporkan hal itu kepada Dewan Keamanan PBB pada hari ini. Dia menggambarkan permusuhan Hamas dan Israel yang semakin meruncing sebgai situasi yang menganggu.
Sumber: Al Jazeera, Reuter, Sindo.com
No comments:
Post a Comment