Sepuluh Spekulasi
Sejumlah spekulasi
tentang hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 bermunculan di berbagai forum
dan media sosial, misalnya pesawat yang membawa 239 orang tersebut hilang di
Andaman.
Pemerintah Malaysia
mengatakan, jalur pesawat Boeing 777 tersebut secara sengaja diubah dan dapat
diterbangkan ke arah utara atau selatan dari posisi terakhirnya. Departemen
Penerbangan Udara negara tersebut menegaskan, sinyal elektronik yang tidak
teratur (ping) dari pesawat itu masih diterima hingga enam jam setelah radar
militer mengetahui pesawat itu melintas di atas Selat Malaka pada pukul 2.15
waktu setempat pada 8 Maret.
Selain pandangan Kuala
Lumpur muncul juga beberapa teori lain, seperti dirangkum wartawan BBC Tom de
Castella berikut ini.
1. Mendarat di
Kepulauan Andaman
Pesawat itu ternyata
pada suatu saat sempat mengarah ke Kepulauan Andaman dan Nicobar India, daerah
paling timur India yang berada di antara Indonesia serta pantai Thailand dan
Myanmar. Namun, editor koran Andaman Chronicle menolak teori ini. Terdapat empat
landasan pacu bandara di sana, dan pesawat sudah pasti dapat diketahui
keberadaannya jika memang mendarat di sana, katanya kepada CNN.
2. Terbang ke
Kazakhstan
Republik Asia Tengah
ini berada di titik paling ujung koridor pencarian di bagian utara, jadi kemungkinan
pesawat dapat mendarat di sana. Pilot pesawat ringan yang juga penulis buku
Mengapa Pesawat Kecelakaan, Sylvia Wrigley, mengatakan, pendaratan di padang
pasir mungkin terjadi dan lebih mungkin terjadi dibandingkan pendaratan di
pantai.
3. Terbang ke selatan
"Ping"
satelit terakhir mengisyaratkan pesawat masih mengudara paling tidak lima atau
enam jam setelah meninggalkan jangkauan radar Malaysia. Mantan kepala keamanan
kelompok bandara BAA dan guru besar keamanan penerbangan Universitas Coventry,
Norman Shanks, mengatakan, pencarian seharusnya dimulai pada ujung koridor,
bukan kebalikannya. Dia berpendapat koridor selatan lebih besar kemungkinannya.
4. Padang pasir
Taklamakan, China timur laut
Muncul spekulasi
pesawat dikuasai kelompok separatis Islam Uighur China. Dari 239 penumpang dan
awak, 153 warga China. Wartawan BBC Jonah Fisher menulis lewat Twitter,
"Pejabat Malaysia meyakini kemungkinan besar MH370 berada di daratan dekat
perbatasan China Kirgistan."
5. Ke arah Pulau
Langkawi karena kebakaran atau masalah lain
Matinya transponder
dan alat komunikasi lain kemungkinan disebabkan kebakaran, kata penulis blog
penerbangan, Chris Goodfellow. Belokan ke kiri yang dilakukan pesawat sehingga
melenceng dari jalur ke Beijing kemungkinan adalah usaha mengamankan diri.
6. Pesawat berada di
Pakistan?
Konglomerat media
Rupert Murdoch menulis pesan Twitter, "Dunia terpaku dengan kehilangan
777. Bukan dicuri, tetapi disembunyikan, kemungkinan di Pakistan utara, seperti
Bin Laden."
7. Tersembunyi di
balik pesawat lain
Bloger penerbangan
Keith Ledgerwood meyakini pesawat yang hilang tersebut tersembunyi di bayangan
radar pesawat Singapore Airlines 68 yang berada di daerah yang sama.
8. Terjadi baku hantam
Gerakan pesawat yang
tidak beraturan diperkirakan karena terjadi pergulatan di dalam pesawat.
9. Penumpang tewas
karena dekompresi
Mantan navigator
Angkatan Udara Inggris Sean Maffett mengatakan, pesawat dibawa ke ketinggian
45.000 kaki untuk membunuh penumpang sesegera mungkin.
10. Pesawat digunakan
dalam serangan teroris
MH370 dicuri teroris untuk digunakan sebagai alat penyerangan
seperti serangan 11 September di Amerika Serikat. Pesawat mendarat dengan
selamat, disembunyikan, bahan bakar diisi, dan transponder baru digunakan
sebelum menyerang sebuah kota.
Polisi Malaysia menyelidiki latar belakang personal, politik,
dan agama para pilot dan awak jet penumpang yang hilang, kata seorang perwira
senior, Minggu (16/3/2014), saat mereka mencari tahu mengapa seseorang di dalam
pesawat itu menerbangkan pesawat ratusan mil jauhnya dari jalur yang
semestinya.
Pemerintah Malaysia juga meminta bantuan internasional
dalam mencari pesawat Malaysia Airlines di dua koridor yang membentang dari
Laut Kaspia hingga selatan Samudra Hindia, kata sejumlah diplomat.
Tak ada jejak pesawat Boeing 777-200ER yang telah
ditemukan sejak hilang pada 8 Maret dengan 239 orang di dalamnya. Namun, para
penyidik yakin, pesawat itu dialihkan oleh seseorang yang tahu bagaimana
menonaktifkan sistem komunikasi dan pelacakan.
"Kami tidak mengesampingkan motivasi apa pun saat
ini," kata seorang pejabat polisi senior yang tahu tentang investigasi itu
kepada kantor berita Reuters.
Hilangnya pesawat Malaysia Airlines dengan nomor
penerbangan MH370 itu telah membingungkan para penyidik, pakar penerbangan, dan
detektif internet sejak hilang dari layar kontrol lalu lintas udara sipil di
lepas pantai timur Malaysia kurang dari sejam setelah lepas landas dari Kuala
Lumpur dalam perjalanan ke Beijing.
Dalam sebuah konferensi pers pada Sabtu, Perdana Menteri
Malaysia Najib Razak mengatakan, para penyelidik yakin seseorang mengarahkan
pesawat itu ke barat, jauh dari rute yang sebenarnya. Sinyal-sinyal elektronik
yang terus diterima secara berkala sejumlah satelit menunjukkan bahwa pesawat
itu terus terbang selama hampir tujuh jam setelah terakhir terlihat radar
militer Malaysia di lepas pantai barat laut negara itu. Data-data satelit yang
diungkapkan Najib menunjukkan, pesawat itu bisa berada di mana saja di salah
satu dari dua busur: satu yang membentang dari Thailand utara hingga perbatasan
Kazakhstan dan Turkmenistan, atau busur yang membentang dari Indonesia hingga
ke Samudra Hindia yang luas di selatan.
Sebuah sumber yang dekat dengan sejumlah penilaian
pejabat AS mengatakan, kemungkinan besar pesawat itu menuju selatan ke Samudra
Hindia, di mana pesawat mungkin telah kehabisan bahan bakar dan jatuh. Ruang
udara di sebelah utara lebih ramai, dan pesawat akan mungkin terdeteksi.
Para pejabat Malaysia mendaftar lebih banyak negara yang
mereka hubungi untuk dimintai bantuan dalam mencari di sepanjang dua busur itu,
yang menurut mereka sama pentingnya. Negara-negara itu mulai dari negara-negara
bekas Republik Soviet di Asia Tengah hingga ke kawasan utara Australia di
selatan, serta Perancis, yang menguasai hamparan pulau tak berpenghuni yang
terletak jauh di selatan Samudra Hindia.
Samudra Hindia merupakan salah satu tempat paling
terpencil di dunia serta salah satu yang terdalam. Kenyataan itu bakal menjadi
tantangan besar bagi upaya untuk menemukan reruntuhan atau perekam suara dan
data penerbangan yang merupakan kunci bagi pemecahan teka-teki itu.
Rumah pilot diperiksa
Najib mengatakan, dengan terungkapnya sejumlah bukti
bahwa pesawat itu sengaja dialihkan, penyelidikan terhadap awak pesawat dan
penumpang akan ditingkatkan. Dalam hitungan jam, sejumlah petugas telah
menggeledah rumah kapten Zaharie Ahmad Shah (53 tahun) dan kopilot Fariq Abdul
Hamid (27 tahun) di kawasan kelas menengah di pinggiran Kuala Lumpur yang
terletak dekat dengan bandara.
Zaharie seorang pilot berpengalaman. Ia digambarkan oleh
rekan-rekan maupun mantan rekan kerjanya sebagai penggila terbang yang
menghabiskan hari liburnya dengan mengoperasikan simulator penerbangan seukuran
sebenarnya yang dia bangun di rumahnya. Departemen Perhubungan Malaysia
mengatakan, para ahli sedang memeriksa simulator itu, tetapi mengimbau kepada
masyarakat untuk "tidak cepat-cepat membuat kesimpulan terkait
penyelidikan polisi itu".
Pejabat polisi senior itu mengatakan, program-program
simulator penerbangan itu diteliti secara saksama. Ia menambahkan, simulator
itu tampak normal dan memungkinkan para pemain berlatih terbang dan mendarat
dalam kondisi yang berbeda.
Sejumlah posting di halaman
Facebook-nya menyatakan bahwa pilot itu secara politik merupakan oposan dari
koalisi yang memerintah Malaysia selama 57 tahun sejak negara itu
merdeka.
Sehari sebelum pesawat itu hilang, pemimpin oposisi
Malaysia, Anwar Ibrahim, diputus bersalah dalam kasus sodomi dan dijatuhi
hukuman lima tahun penjara. Putusan itu di mata para pendukung Anwar dan
kelompok hak asasi manusia internasional telah dipengaruhi kepentingan politik.
Ketika ditanya apakah latar belakang Zaharie sebagai
pendukung oposisi sedang diperiksa, polisi senior itu hanya mengatakan,
"Kami perlu memperhitungkan segala kemungkinan."
Malaysia Airlines mengatakan, pihaknya tidak yakin
Zaharie akan menyabotase pesawat itu. Rekan-rekannya juga tidak percaya hal
itu.
"Tolong, biarkan mereka temukan pesawat itu dulu.
Zaharie tidak bunuh diri, bukan orang yang fanatik politik seperti yang
beberapa media asing katakan," kata seorang pilot Malaysia Airlines yang
dekat dengan Zaharie kepada Reuters. "Apakah salah bagi
seseorang untuk memiliki pendapat politik?"
Kopilot Fariq adalah seseorang yang religius dan serius
tentang kariernya, kata keluarga dan teman-temannya. Hal itu berlawanan dengan
berita miring tentang sang kopilot.
Pakar ragu militan terlibat
Sejauh ini tidak ada rincian tentang penumpang atau awak
yang punya kaitan kelompok militan, yang bisa menjelaskan motif untuk
menyabotase pesawat itu. Kelompok militan Islam di Asia Tenggara, seperti
Jemaah Islamiyah (JI), yang melakukan pengeboman di Bali tahun 2002, telah sepi
dalam beberapa tahun terakhir setelah pasukan keamanan menangkap atau menembak
mati banyak anggota mereka.
Para pakar mengatakan, mereka meragukan militan yang
tersisa punya keterampilan atau kemampuan untuk melaksanakan sebuah pembajakan
yang kompleks. "JI tidak terlibat kekerasan di wilayah itu sejak tahun
2007," kata Sidney Jones, Direktur Institute for Policy Analysis of
Conflict, yang berbasis di Jakarta. "Kelompok-kelompok lain yang aktif di
Indonesia, dalam mencoba untuk membuat sejumlah rencana teror, semuanya tidak
begitu kompeten. Saya akan sangat terkejut jika ada kelompok dari Indonesia,
Filipina, atau Malaysia sendiri yang terlibat langsung."
Malaysia mengatakan, analisis terbaru dari data satelit
menunjukkan bahwa sinyal terakhir dari pesawat yang hilang itu diterima pada
pukul 08.11 pagi waktu setempat, atau hampir tujuh jam setelah pesawat itu
berbalik arah di atas Teluk Thailand dan kembali menyeberangi Semenanjung
Malaysia. Data itu tidak menunjukkan apakah pesawat itu masih terbang atau
menentukan lokasinya pada saat itu. Terbang selama lebih dari tujuh jam tentu
telah membuat pesawat itu kehabisan bahan bakarnya.
Associated Press
Ada 12 kru dan 227 penumpang di dalam pesawat Malaysia Airlines yang menghilang sekitar 40 menit setelah lepas landas dari Kuala Lumpur menuju Beijing pada 8 Maret.
Mereka semua berasal dari berbagai belahan dunia: ada 14 kewarganegaraan antara lain Selandia Baru, Iran, Amerika Serikat, dan Indonesia. Dua pertiga penumpang berasal dari Cina. Berikut ini adalah kisah tentang beberapa penumpang dalam pesawat nahas tersebut.
Kapten Berpengalaman
Pilot pesawat Zaharie Ahmad Shah, 53, bergabung dengan Malaysia Airlines pada 1981 dan memiliki pengalaman lebih dari 18 ribu jam terbang. Orang-orang yang mengenal Zaharie dari keterlibatannya dalam lingkaran politik oposisi di Malaysia dan area lain yang digelutinya menggambarkan dia sebagai pribadi yang mudah bergaul, rendah hati, penyayang, dan juga sangat berdedikasi terhadap pekerjaan yang dijalaninya.
Laman Facebook miliknya menunjukkan dia adalah seorang pecinta penerbangan. Dia membuat simulator pesawat sendiri di rumah dan suka menerbangkan pesawat dengan remote control. Selain itu, ada juga foto-foto dari semua koleksinya, termasuk sebuah helikopter mesin ganda ringan dan sebuah pesawat amfibi.
Lahir di negara bagian Penang, kapten yang juga seorang kakek itu merupakan seorang pria yang bisa memperbaiki berbagai peralatan rumah tangga sekaligus koki rumahan yang cukup andal. Zaharie mengunggah beberapa video di YouTube, termasuk mengenai bagaimana cara membuat AC menjadi lebih efisien untuk menghemat tagihan listrik, bagaimana membuat jendela tahan air, dan bagaimana cara memperbaiki alat pembuat es di kulkas.
Banyaknya “like” dan aktivitas lain di akun YouTube milik Zaharie menunjukkan penerimaan yang cukup hangat atas atheisme, sebuah pengakuan tidak biasa di Malaysia yang penduduknya didominasi umat Muslim.
Kontroversi dari Kokpit
Seorang imam dari masjid setempat menggambarkan co-pilot Fariq Abdul Hamid sebagai seorang “anak baik-baik”. Para tetangganya menggambarkan dia sebagai sosok yang soleh.
Dia dicap sebagai seorang playboy oleh media asing, setelah ada pembeberan yang mengungkap bahwa dia dan dua pilot lain mengundang dua wanita yang menaiki pesawat mereka untuk duduk di kokpit saat penerbangan internasional pada 2011.
Selama penerbangan berlangsung para pilot itu merokok dan menggoda mereka, kata salah satu wanita yang diundang, Jonti Roos dari Afrika Selatan, dalam sebuah wawancara yang disiarkan oleh Nine Network Australia.
Aktivitas Fariq, 27, baru-baru ini direkam oleh kru dari “CNN Business Traveler”. Reporter CNN Richard Quest menyebut adegan itu pendaratan sempurna Boeing 777-200, model yang sama seperti pesawat yang lenyap secara tiba-tiba tersebut.
Sebuah laman penghormatan online untuk para pilot itu menunjukkan foto Fariq di dalam kokpit bersama Richard Quest, keduanya menyunggingkan senyuman.
Namun, Fariq masih baru dalam mengendarai model 777 dan memiliki 2.763 jam terbang secara keseluruhan.
Tetangganya Ayop Jantan mengatakan dia mendengar kabar Fariq sudah bertunangan dan sedang merencanakan pernikahan. Sebagai anak sulung dari lima bersaudara, prestasi Fariq di bidang pekerjaan menjadi kebanggaan bagi ayahnya, kata Ayop.
Tujuan Korea Utara
Dosen kimia Kranti Shirsath sedang dalam perjalanan menuju Korea Utara melalui Beijing untuk mengunjungi suaminya Prahlad, yang hampir menyelesaikan kontrak tiga tahun dengan grup nirlaba Concern Worldwide. Dia berencana untuk membantu suaminya berkemas sebelum pulang ke rumah mereka di India, tempat Kranti tinggal bersama dua putra mereka di kota sebelah barat, Pune.
Selama 17 tahun terakhir, pasangan suami istri itu tinggal di berbagai negara, termasuk Afghanistan dan Tajikistan, karena Prahlad bertugas di LSM yang berbeda. Namun Kranti tetap tinggal dengan anak-anak mereka ketika Prahlad mendapat tugas di ibu kota Korea Utara, Pyongyang.
Prahlad pergi ke Kuala Lumpur setelah mendengar kabar bahwa pesawat yang ditumpangi istrinya menghilang. Setelah menghabiskan empat hari di Kuala Lumpur tanpa membuahkan hasil, Prahlad kembali ke Pune untuk menemui putranya.
“Selain tidak ada kabar mengenai pesawat tersebut, hal yang lebih menyakitkan adalah berbagai teori konspirasi yang beredar,” kata Prahlad Shirsath kepada para reporter di Pune.
Ahli Kaligrafi yang Diakui
Ahli kaligrafi pemenang penghargaan Meng Gaosheng, 64 tahun, adalah ketua delegasi beranggotakan dua puluhan seniman Cina yang akan mengikuti pameran selama tiga hari di Malaysia berjudul “The China Dream, An Ode to Colors”.
Hasil karya Meng dipajang di area turis utama di Beijing, seperti balai memorial dan makam Mao Zedong serta Great Hall of the People.
Saat berada di Kuala Lumpur, Meng menghabiskan sebagian besar waktunya bersama para seniman di pameran. Namun, sehari sebelum mereka kembali, para seniman melakukan tur ke situs-situs terkenal di Kuala Lumpur, seperti istana kerajaan dan Menara Kembar Petronas, gedung paling tinggi di Malaysia.
Menurut Xu Lipu, seorang seniman yang juga ikut dalam perjalanan itu namun mengambil penerbangan lain untuk pulang ke Cina, Meng adalah seorang seniman yang diakui dan senang berbagi pandangannya mengenai teori artistik kepada seniman lain. Meng selalu mendorong seniman lain dengan memberikan pujian kepada mereka dan pada hasil karya mereka, kata Xu.
Pensiunan PNS, Seniman Penuh Semangat
Wang Linshi, 69, bekerja sebagai PNS di kota timur Cina, Nanjing, sampai mencapai masa pensiun. Namun dia punya minat besar melukis, khususnya melukis anak ayam dan ayam jago, menurut keterangan putranya Wang Zhen. Wang Linshi sedang melakukan perjalanan bersama grup Meng Gaosheng.
“Saya ingat ketika saya masih kecil, ayah saya sengaja memelihara anak ayam untuk mengamati perilaku mereka agar dia bisa melukis anak-anak ayam tersebut,” kata Wang Zhen.
Istri Wang Linshi, Xiong Deming, 63, juga ikut pergi bersama grup itu. Wang Zhen menggambarkan ibunya sebagai sosok yang manis dan juga bijaksana, seseorang yang selalu menjaganya dan juga baik dalam memperlakukan istri barunya.
Wang Zhen, seorang insinyur, mengatakan bahwa sejak dia menikah setahun lalu, kedua orangtuanya tidak pernah berhenti menyemangati dia dan istrinya untuk memiliki seorang anak.
“Mereka ingin kami memberikan seorang cucu kepada mereka. Mereka tidak peduli apakah cucunya nanti laki-laki atau perempuan, yang penting mereka punya seorang cucu,” kata Wang.
Terakhir kali dia mendengar kabar dari ayahnya adalah ketika mereka saling mengirim SMS, saat ayahnya sedang berada di bandara internasional Kuala Lumpur. Wang mengirimkan SMS kepada ayahnya untuk menanyakan bagaimana kabar ayahnya di sana, yang dibalas Wang Lingshi: “Perjalanan kami berjalan dengan sangat mulus. Kami akan kembali besok malam. Aku agak sibuk untuk berbincang-bincang saat ini.”
Perjalanan Dinas Terakhir ke Cina
Keluarga Philip Wood berjumpa dengan pria tersebut di Texas, Amerika Serikat. Sedianya, ini akan menjadi perjalanan dinas terakhir Wood ke Cina yang bekerja sebagai salah satu petinggi perusahaan teknologi IBM. Philip Wood, 50, belum lama ini memperoleh sertifikat scuba diving, salah satu cara memuaskan jiwa petualangnya.
Keluarga Wood terus mengikuti berita pencarian pesawat Malaysia Airlines di kediaman mereka di Keller, Texas, salah satu wilayah permukiman di Dallas-Fort Worth. Adik terkecil Philip, James, mengatakan pada Senin pekan ini bahwa keluarga mereka terus memanjatkan doa, meskipun mereka bersikap realistis mengenai peluang ditemukannya Philip dalam keadaan selamat.
“Kami tidak yakin ia akan pulang dengan selamat, meskipun kami berharap ia selamat,” ujar James Wood. Ia kemudian menambahkan, “Kami masih yakin semuanya akan baik-baik saja.”
Philip sudah bekerja di Beijing, Cina, selama dua tahun terakhir dan ia melakukan perjalanan terakhirnya ke negara tersebut melalui bandara Kuala Lumpur, Malaysia.
James Wood mengatakan kakaknya merupakan orang berjiwa petualang. Ia suka melakukan perjalanan dan melihat berbagai tempat baru. Ini adalah salah satu hal yang disukai Philip dari pekerjaan yang ia geluti. Philip merupakan seorang duda dan memiliki dua orang anak yang sudah dewasa, salah satu di antaranya merupakan mahasiswa di Texas A&M University.
“Dengan jujur aku bisa katakan ia adalah orang yang menjalani hidupnya dengan penuh makna,” ujar James Wood.
Perjalanan Pertama ke Luar Negeri
Maimaitijiang Abula, seorang guru seni berusia 34 tahun asal Xinjiang, wilayah barat Cina--kampung halaman kelompok etnis minoritas Uighur--untuk pertama kalinya ke luar negeri. Ia adalah bagian dari kelompok pelukis dan seniman kaligrafi yang berkunjung ke Malaysia untuk menggelar sebuah pameran.
Sahabat karibnya, Yimamu'aishanjiang, mengatakan kepada majalah Cina Nanfang People Weekly, bahwa seniman tersebut bercerita bahwa ia bertekad menjadi seorang pelukis realisme yang handal.
Maimaitijiang begitu gembira dengan pencapaiannya di Malaysia: ia memenangi sebuah penghargaan, diwawancarai oleh salah satu stasiun TV di Malaysia, dan salah satu lukisan karyanya dipamerkan di sebuah galeri, seperti diutarakan Yimamu'aishanjiang kepada Nanfang People Weekly.
Salah seorang sahabatnya yang lain, Aiyin Abudu mengatakan kepada majalah tersebut bahwa Maimaitijiang mulai menggambar saat ia baru berusia enam tahun dan berharap “Seluruh masyarakat dunia mengenal Xinjiang lewat karya-karyanya.”
Beberapa saat sebelum melakukan penerbangan dengan pesawat 370 milik Malaysia Airlines, Maimaitijiang sempat menelepon sang sahabat Yimamu'aishanjiang. Maimaitijiang mengatakan “Apa kabar sobat?”
“Kami semua berada di sekolah, menantikan kau kembali,” sahut Yimamu'aishanjiang.
Pekerjaan Baru di Mongolia
Paul Weeks, seorang teknisi mesin berusia 39 tahun berkewarganegaraan Selandia Baru, sedang dalam perjalanan menuju Mongolia untuk melaksanakan pekerjaan barunya. Ia berencana untuk segera kembali ke rumahnya di Perth, Australia Barat. Istri dan kedua putranya menantikan dirinya.
Sebelum berangkat, ia menyerahkan cincin pernikahan dan jam tangannya kepada sang istri Danica untuk disimpan baik-baik. Ia meminta Danica untuk mewariskan barang tersebut kepada kedua putranya, Lincoln yang baru berusia tiga tahun dan Jack yang baru berusia 11 bulan, jika hal yang tidak diinginkan sampai terjadi.
Danica Weeks mengatakan pada Selasa pekan ini bahwa ia dapat menerima kenyataan hilangnya pesawat yang ditumpangi sang suami, namun ia terlalu sedih untuk berbicara lebih jauh lagi.
Lewat sebuah tulisan di Facebook sehari setelah pesawat dilaporkan menghilang, Danica mencurahkan isi hatinya: “[Aku] berada di situasi yang tidak pernah aku harapkan, berusaha keras mengumpulkan kekuatan bagi kedua putraku yang manis, aku amat merindukan suamiku tercinta.”
Paul Weeks sempat diwawancarai oleh surat kabar Selandia Baru The Press pada 2012 mengenai keputusannya untuk memboyong keluarganya ke Australia dari kota Christchurch, Selandia Baru, setelah porak poranda akibat gempa bumi setahun sebelumnya.
“Aku menganggap hijrahnya kami ke Australia sebagai satu keharusan, bukan sebagai pilihan, karena sebenarnya kami bahagia membangun keluarga di Christchurch,” ujar Paul kepada The Press.
Teknisi Pesawat
Mohamad Khairul Amri Selamat, seorang teknisi pesawat berusia 29 tahun dari sebuah perusahaan penyewaan pesawat swasta, ayah dari seorang putri yang baru berusia 15 bulan, sedang melakukan perjalanan ke Beijing untuk urusan pekerjaan.
Keberadaannya di dalam pesawat Malaysia Airline menjadi sorotan setelah otoritas Malaysia mengatakan mereka yakin berubahnya jalur penerbangan pesawat dan putusnya sambungan komunikasi otomatis dilakukan secara sengaja.
Mohamed Khairul baru-baru ini pindah ke rumah baru di pinggiran kota Kuala Lumpur. Keluarga berencana berkunjung pada bulan ini saat Khairul kembali dari Beijing, kata sang ayah Selamat Omar.
Khairul sempat menelepon ayahnya pada 6 Maret, malam hari untuk memberitahukan mengenai perjalanan yang akan ia lakukan dan menanyakan mengenai kesehatan sang ayah yang menderita diabetes.
“Terserah orang lain bilang apa, namun aku sangat mengenal putraku. Tidak mungkin ia terlibat dalam kasus semacam ini,” ujar Selamat. “Aku berdoa agar pesawat tidak mengalami kecelakaan dan ia akan segera kembali.”
Selalu Menelepon Dua Kali
Chandrika Sharma selalu menelepon ibunya dua kali sebelum melakukan perjalanan.
Pertama, ia menelepon untuk memberi tahu sang ibu mengenai perjalanan dan menanyakan apakah ibunya membutuhkan sesuatu. Kemudian ia akan kembali menelepon untuk memberi tahu bahwa ia sudah berada di bandara dan bersiap untuk melakukan penerbangan.
“Kali ini juga, Chandrika meneleponku sebelum berangkat untuk mengingatkanku agar tidak lupa untuk minum obat,” ujar Shakuntala Sharma, 88. Terakhir kali ia berbincang-bincang dengan putrinya adalah pada 7 Maret lalu sebelum pesawat lepas landas.
Chandrika, seorang aktivis LSM sekaligus direktur International Collective in Support of Fishworkers, sedang dalam perjalanan menuju Mongolia untuk mengikuti sebuah konferensi. Chandrika selalu peduli terhadap “masyarakat miskin dan tidak berdaya,” seperti diungkapkan oleh sang ibu.
Chandrika adalah seorang istri sekaligus ibu dari seorang putri. Ia juga mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di New Delhi, India.
Suami Chandrika, K.S. Narendran, seorang konsultan manajemen di Chennai, India, bingung mengapa pesawat bisa menghilang begitu saja.
“Ada kecurigaan bahwa ada hal lain yang lebih besar dalam peristiwa ini melebihi apa yang diberitakan. Dan jika hal itu benar, siapa yang diuntungkan dari peristiwa ini?”
(Kompas.com/BBC Indonesia)
No comments:
Post a Comment